Suara.com - Ukraina telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang di Bucha, setelah kota di utara Kyiv itu ditinggalkan militer Rusia. Banyak mayat warga sipil ditemukan, puluhan di antaranya tergeletak di jalan-jalan.
Pada hari Minggu, Jaksa Agung Ukraina Irina Venediktova mengatakan bahwa sejauh ini mayat 410 warga sipil itu dihitung di daerah-daerah yang telah direbut kembali dari pasukan Rusia di sekitar Kyiv, tetapi dia menekankan bahwa ini bukan angka final dan proses pencarian serta pemeriksaan jenazah akan memakan waktu lama.
Pada hari Senin, Venediktova mengatakan bahwa di kota-kota lain yang sampai saat ini berada di bawah pendudukan Rusia, jumlah korban kekerasan bisa lebih tinggi. Dia perkirakan muncul kabar buruk dari Borodyanka, barat laut Kyiv.
Para organisasi hak asasi manusia telah mencatat banyak kasus pembunuhan, pemerkosaan dan kejahatan serius lainnya di wilayah yang direbut kembali dari Rusia.
Baca Juga: Bucha: Satu Keluarga Kepala Desa Ukraina Ditemukan Setengah Terkubur
Baca juga:
- Satu keluarga kepala desa Ukraina ditemukan setengah terkubur
- Biden desak Putin diadili atas kejahatan perang usai muncul bukti kekejaman atas warga sipil di Bucha
- Cek fakta: Video tentara Ukraina diklaim menembak tahanan perang Rusia
Rusia telah mengatakan bahwa foto dan video dari Bucha itu adalah palsu dan telah direkayasa, tetapi semua argumen yang dipakai untuk mendukung klaim itu telah dibantah oleh para ahli.
Pada 4 April, New York Times menerbitkan foto-foto satelit Kota Bucha yang diambil antara tanggal 9 dan 21 Maret, ketika pasukan Rusia, menurut pengakuan Moskow sendiri, menguasai kota itu.
Beberapa siluet yang terlihat seperti jenazah ditemukan di tempat yang sama pada awal April.
Apa yang terjadi di Bucha?
Beberapa hari setelah dimulainya invasi ke Ukraina, konvoi tank Rusia dan pengangkut personel lapis baja yang tiba di Bucha diserang oleh Ukraina dan tidak dapat melanjutkan perjalanan.
Militer Rusia lalu menggali parit perlindungan dan tetap berada di pinggiran ibu kota Ukraina itu hingga setidaknya akhir Maret.
Baca Juga: Bucha: Biden Desak Putin Diadili Atas Kejahatan Perang
Banyak warga sipil meninggalkan daerah itu, tetapi beberapa tetap tinggal. Di halaman gedung apartemen, mereka membuat api dan memasak makanan di atasnya, karena gas, listrik, dan air telah dimatikan.
Para saksi mata mengatakan bahwa tentara Rusia tidak membiarkan orang-orang keluar kota itu melalui koridor kemanusiaan, dan mereka yang mencoba melarikan diri ditembak.
Para wartawan dan pejabat yang tiba di kota tersebut setelah penarikan pasukan Rusia menemukan setidaknya 20 mayat pria di jalanan.
Banyak yang mengalami luka parah, beberapa ditembak dari jarak dekat di pelipis. Beberapa mayat jelas dilindas tank.
Pada hari Senin, koresponden BBC Yogita Limaye melihat mayat lima pria berpakaian sipil tergeletak di ruang bawah tanah sebuah rumah di Bucha. Mereka memiliki luka tembak yang jelas, tangan mereka juga diikat ke belakang.
Gambar-gambar satelit yang diambil oleh Maxar pada 31 Maret menunjukkan kuburan massal sepanjang 14 meter di Bucha dekat Gereja St Andrew and Pyervozvannoho All Saints.
Maxar mencatat bahwa foto di gereja itu pada 10 Maret menunjukkan tanda-tanda penggalian tanah.
Penduduk Bucha mengatakan bahwa mayat pertama dimakamkan di sini pada hari-hari awal perang, ketika Rusia membunuh banyak orang, "menembak semua orang yang mereka lihat". Perkiraan jumlah mereka yang terkubur berkisar antara 150 hingga 300 orang.
Bagaimana respons Rusia atas tuduhan-tuduhan itu?
Rusia menolak tuduhan-tuduhan bahwa militernya terlibat dalam pembunuhan warga sipil di Bucha, kata juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov.
Menurut Peskov, Kremlin tidak mempercayai video para warga yang terbunuh di Bucha, karena, katanya, berisi penipuan dan pemalsuan.
"Dari apa yang kami lihat, materi video itu tidak dapat dipercaya dalam banyak hal, karena spesialis kami dari Kementerian Pertahanan telah mengidentifikasi tanda-tanda penipuan video dan berbagai pemalsuan di sana. Urutan waktu peristiwanya juga tidak mendukung keandalan klaim-klaim itu," katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, juga mengomentari apa yang terjadi di Bucha, dengan mengatakan bahwa peristiwa di sana telah direkayasa. Kementerian Pertahanan juga membantah terlibat dalam pembantaian apapun di Bucha.
"Semua foto dan materi video yang diterbitkan oleh rezim Kiev, yang diduga sebagai bukti semacam "kejahatan" oleh personel militer Rusia di kota Bucha, wilayah Kiev, adalah bentuk provokasi," bunyi pernyataan yang dirilis oleh berita pemerintah Rusia, RIA.
"Tidak ada satu pun penduduk lokal yang dirugikan oleh tindakan kekerasan apa pun."
Apakah ada keganjilan dari klaim Rusia?
Salah satu argumen pihak Rusia adalah bahwa bukti pembantaian di Bucha diduga baru muncul empat hari setelah pasukan Rusia meninggalkan kota. Pada hari Minggu 3 April, Rusia mengumumkan bahwa militernya telah sepenuhnya meninggalkan Bucha pada tanggal 30 Maret.
Namun, pada 1 April, saluran TV Zvezda dari Kementerian Pertahanan Rusia, mengutip komandan salah satu unit Korps Marinir, Alexei Shabulin, melaporkan bahwa "Marinir Rusia menyapu bersih perlawanan di permukiman" di sekitar Hostomel, Bucha dan Ozera "dengan tugas lebih lanjut mempertahankan posisi."
Media resmi Rusia wajib mengambil informasi tentang apa yang terjadi di Ukraina dari pernyataan Kementerian Pertahanan; pada hari yang sama, 1 April, Rossiyskaya Gazeta mengutip marinir yang sama dari tugasnya di Bucha.
Baru pada 1 April malam, wali kota Bucha, Anatoly Fedoruk, mengumumkan bahwa kota itu telah dibebaskan (namun, menurut tautan, dia mengatakan bahwa ini terjadi sehari sebelumnya - pada 31 Maret). Koresponden BBC bisa masuk ke kota itu juga pada 1 April.
Jadi keberangkatan militer Rusia dari Bucha pada 30 Maret tidak dapat dikonfirmasi oleh sumber-sumber independen.
Selain itu, militer Rusia mengklaim bahwa rekaman video pertama mayat di jalan-jalan Bucha muncul "hanya pada hari keempat" setelah pasukannya pergi, yaitu 3 April.
Namun, gambar-gambar pertama dengan sejumlah mayat di jalan-jalan kota muncul pada 1 April.
Sehari kemudian para wartawan, khususnya media asing, tiba di kota bersama dengan militer dan polisi Ukraina dan mencatat sejumlah besar orang tewas di jalan.
Para koresponden BBC secara pribadi melihat mayat sekitar 20 warga sipil di dan sekitar Bucha pada 1 April, ketika mereka pertama kali mengunjungi kota tersebut.
Dan pada 4 April, New York Times menerbitkan citra satelit yang tersedia secara komersial dari Maxar.
Gambar-gambar itu diambil, menurut surat kabar tersebut, pada tanggal 9, 11, 19, 20 dan 21 Maret dan dibandingkan dengan video-video di jejaring sosial yang diambil pada 2 April di lokasi yang sama, Jalan Yablunskaya, di mana beberapa mayat orang berpakaian sipil ditemukan setelah kota itu direbut kembali.
Dalam foto-foto satelit yang diambil pada awal dan pertengahan Maret, ketika pasukan Rusia ditempatkan di Bucha (fakta yang tidak dibantah Moskow), sudah mungkin untuk melihat siluet-siluet yang cocok dengan kerangka mayat yang ditemukan di tempat yang sama pada awal April.
Pihak Rusia belum mengomentari foto-foto itu, meskipun setelah dipublikasikan oleh New York Times, perwakilan tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengadakan di konferensi pers di mana ia berjanji untuk mengungkapkan bukti yang mengkonfirmasi versi Rusia tentang apa yang terjadi.