Suara.com - Masjid Agung As Salafie Pandeglang tetap kokok di usia yang ke 100 tahun. Masjid Agung As Salafie Pandeglang ini bernilai sejarah tinggi karena dibangun oleh ulama kharismatik Syekh Asnawi bin Syekh Abdurrahman.
Masjid Agung As Salafie ada di Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Masjid Agung As Salafie didirikan tahun 1884, setelah masjid di Caringin tersapu tsunami besar yang terjadi setelah letusan Gunung Krakatau pada 23 Agustus tahun 1883 menurut tesis Febri Jiwandana dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 2021.
Pemugaran pertama yang dilakukan tahun 1980 sampai 1986, menurut dia, mencakup renovasi atap dan lantai masjid serta penambahan generator air, kamar mandi, tempat wudhu, dan toren air.
Baca Juga: Jadwal Sholat dan Jadwal Imsakiyah Pandeglang Banten Kamis 7 April 2022
Tahun 2000, ia melanjutkan, pemugaran kedua dilakukan untuk mengganti tiang soko guru serta kusen jendela dan pintu, pengecatan dinding, perbaikan mimbar dan tangga, serta penambahan ruang rapat.
Pemugaran ketiga yang dilakukan tahun 2005 mencakup pemasangan blong paving dan perbaikan halaman masjid.
Pada tahun 2021 pemugaran dilakukan untuk memperbaiki dinding ruangan utama masjid serta pengecatan ulang masjid.
Saat ini bangunan dan sarana pendukung Masjid Agung As Salafie masih dalam kondisi baik, termasuk mimbar dengan ukiran kaligrafi yang diperkirakan dibuat pada abad ke-18.
Masjid Agung As Salafie masih menjadi tempat berbagai kegiatan keagamaan bagi warga setempat, termasuk shalat berjamaah dan pengajian Al Quran.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG 7 April 2022 Pandeglang-Lebak Banten
"Setiap Ramadhan penuh jamaah yang melaksanakan shalat tarawih dan pengajian Al Quran," kata H Mumu Asnawi, cucu Syekh Asnawi yang menjadi Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Agung As Salafie, di Pandeglang, Kamis.
"Kami dan warga di sini merawat dan melestarikan masjid ini," ia menambahkan.
Mumu mengatakan bahwa pemugaran empat kali dilakukan pada Masjid Agung As Salafie, yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. (Antara)