Suara.com - Umat Islam di seluruh dunia telah memasuki bulan Ramadhan. Pada bulan tersebut seluruh umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Akan tetapi masih banyak orang yang belum mengetahui tentang sejarah puasa Ramadhan.
Perintah berpuasa selama 30 hari bagi umat muslim terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 183. Sejarah puasa Ramadhan pun tidak akan terlepas dari dalilnya ini. Berikut bunyi ayat yang menjelaskan tentang perintah puasa dan terjemahannya:
Ya ayyuhalladziina amanuu kutiba 'alaikumu-iyaamu kamaa kutiba 'alalladziiina ming qablikum la'allakum tattaquun
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah ayat 183)
Baca Juga: Cetak Hattrick ke Gawang Chelsea, Karim Benzema Ternyata Tetap Jalani Puasa Ramadhan
Perintah untuk mengerjakan puasa ditujukan bagi semua umat muslim baik laki-laki maupun perempuan. Dengan syarat mereka sudah memasuki usia baligh, berakal, suci dari hadast besar, sehat jasmani dan rohani.
Puasa Ramadhan tidak wajib bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan atau orang yang tidak mampu untuk berpuasa karena sakit.
Selain itu, wanita sedang haid, nifas, atau menyusui yang khawatir jika puasa maka banyinya akan kekurangan gizi tidak diwajibkan menjalani puasa selama Ramadhan. Namun orang-orang yang memiliki udzur tidak dapat menjalankan puasa wajib menggantinya di hari lain, sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.
Lantas sejak kapan Allah memerintahkan puasa Ramadhan menjadi ibadah wajib yang harus dikerjakan oleh umat Islam? Lalu apa perbedaan puasa umat Islam dengan Ahli Kitab? Simak penjelasannya berikut ini.
Sejarah Puasa Ramadhan
Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Merusak Amal di Bulan Ramadhan, Nomor Empat Sering Terjadi
Puasa Ramadhan mulai diperintahkan pada tanggal 10 Sya'ban tahun kedua Hijriah atau setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah. Sebelum saat itu juga menjadi momen Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memindahkan kiblatnya dari Masjidil Al-Aqsa ke Masjidil Haram.
Dasar kewajiban menjalani puasa Ramadhan ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183. Dari ayat tersebut ibadah puasa sudah dijalani jauh sebelum masa kerasullah Nabi Muhammad SAW. Hanya saja dalam praktiknya tentu berbeda dengan yang dijalani umat Islam pada saat ini.
Turunnya ayat tersebut juga menjadikan ibadah puasa menjadi wajib dikerjakan oleh umat muslim. Allah mewajibkan kaum muslim untuk menjalani puasa selama 30 hari.
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang dipilih Allah sebagai bulan suci umat Islam. Selama itu pula, mereka harus menjalani ibadah sesuai dengan syarat dan rukun yang telah disyariatkan.
Model Puasa Ramadhan yang Pertama Kali Dilakukan Umat Islam
Puasa pertama yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW adalah puasa pada bulan Asyura'. Yakni puasa yang dilakukan masyarakat Quraaisy dan setibanya di Madinah Nabi memerintahkan pemgikutnya untuk menjalani puasa.
Kemudian turunlah perintah puasa Ramadhan dari Allah SWT. Nabi lantas memberi tahu kabar tersebut kepada para sahabatnya untuk menjalankan puasa. Pada masa itu puasa Ramadhan tidaklah wajib dan mereka yang tidak berpuasa harus membayar fidyah.
Sebelum akhirnya Allah merunkan perintah yang mewajibkan umat Islam untuk menjalani puasa Ramadhan selama 30 hari. Kecuali bagi mereka yang memiliki udzur syar'i tidak wajib puasa Ramadhan. Namun harus membayar atau mengqhada puasa sesuai hari yang ditinghalkan.
Perbedaan Puasa Umat Islam dengan Ahli Kitab
Perbedaan puasa yang dijalani umat Islam dengan Ahli Kitab terdahulu adalah adanya perintah untuk sahur atau makan sebelum terbitnya fajar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Amr bin Ash yang artinya:
"Perbedaan puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur," (HR. Muslim)
Selain itu, perbedaan terjadi pada waktu pelaksanaannya. Jika umat muslim wajib mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan selama 30 hari, sementara Ahli Kitab menjalani puasa di luar bulan Ramadhan.
Demikian tadi penjelasan mengenai sejarah puasa Ramadhan dan perbedaannya dengan puasa Ahli Kitab. Semoga Allah memberikan kelancaran untuk kita dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan ke depan.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari