Suara.com - Di sudut Jalan ABC Kota Bandung ada pemandangan mencolok, bangunan serba merah bernuansa Tionghoa. Tak banyak yang mengira jika bangunan itu adalah masjid. Namanya Masjid Al Imtizaj.
Masjid Al Imtizaj berada di area perkantoran, dan perdagangan.
Sehingga tiap memasuki waktu sholat, shaf sholat selalu penuh dengan para jemaah. Para jemaah yang memasuki gerbang masjid pun disuguhi bangunan dengan arsitektur Tionghoa.
Warna ornamen khas Tionghoa dari bangunan Masjid Al Imtizaj adalah merah dan kuning. Namun lebih dominan ke warna merah.
Dikutip dari AyoBandung, ornamen lainnya adalah penggunaan lampion. Lampion-lampion ini ditempatkan di luar area masjid dan di dalam area tempat sholat.
Tak kalah mengejutkan, rupanya Masjid Al Imtizaj saksi bisu para mualaf yang mulai belajar Islam.
Masjid Al Imtizaj berdiri sejak tahun 2008. Masjid ini didirikan dengan memanfaatkan bangunan bekas mal dengan gaya arsitektur Tionghoa sehingga jika dilihat sepintas tak nampak seperti bangunan masjid pada umumnya.
Salah seorang pengurus, Anen mengatakan, Masjid Al Imtizaj dibangun sejak era 2008 dan selesai pada era 2010. Penggerak utama pembangunan Masjid Al Imtizaj adalah mantan Gubernur Jawa Barat Nana Nuriana.
"Masjid ini mulai dibangun di tahun 2008, dan selesai di tahun 2010 dan langsung dibuka. Tadinya bekas Matahari mal. Ide dan penggerak adalah Pak Nuriana," kata Anen pada Rabu, 6 April 2022.
Dijelaskan Anen, salah satu aktivitas di Masjid Al Imtizaj adalah tempat bagi warga yang ingin menjadi mualaf.
Namun sekarang tak banyak para mualaf yang bersyahadat di Masjid Al Imtizaj.
"Tadinya mualaf, yang ingin masuk Islam. Tetapi sekarang sudah jarang. Masjid ini memiliki lantai dua dengan total jamaah yang dapat menempuh 200 orang. Di bulan Ramadhan ini juga kita menyelenggarakan sholat tarawih dan buka bersama, takjil," ucapnya.