Cerita Unik Pembangunan Masjid Agung Lintang Astha, Tukang Bangunan Ziarah ke Masjid Agung Demak Sebelum Membangun

Rabu, 06 April 2022 | 16:24 WIB
Cerita Unik Pembangunan Masjid Agung Lintang Astha, Tukang Bangunan Ziarah ke Masjid Agung Demak Sebelum Membangun
Masjid Agung Lintang Astha (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah pembangunan Masjid Agung Lintang Astha unik diceritakan. Masjid Masjid Agung Lintang Astha ini sengaja dibangun agar sangat mirip dengan Masjid Agung Demak. Bahkan kuli bangunan yang ingin bangun masjid Masjid Agung Lintang Astha diajak ziarah ke Masjid Agung Demak lebih dulu.

Pembangunan masjid ini memakan waktu sekitar 1 tahun. Sejak hari pertama mulai pembangunan, tanggal 2 September 2018, masjid ini resmi dipergunakan untuk tarawih pertama bulan Ramadhan 2019.

Masjid Agung Lintang Astha ada di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bangunan masjid ini memiliki gaya tradisional Jawa kuno yang terinspirasi Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Lintang Astha di Bandung Barat. (Ayobandung.com/Restu Nugraha)
Masjid Agung Lintang Astha di Bandung Barat. (Ayobandung.com/Restu Nugraha)

Atap Masjid Agung Lintang Astha justru berbentuk limas dan bersusun tiga.

Baca Juga: Riwayat Masjid Agung Majalaya, Masjid Tertua di Kabupaten Bandung, Pernah Jadi Markas Pertanahan TRI

Selain itu, masjid ini tak memiliki menara, justru yang mencolok terdapat sebuah tugu serupa miniatur Monas tepat di depan halaman masjid.

Menengok ke bagian dalam, ciri khas Masjid Demak makin kental. Masjid Agung Lintang Astha ini sama seperti Masjid Agung Demak yang ditopang empat saka atau tiang besar.

Masjid Agung Lintang Astha di Bandung Barat. (Ayobandung.com/Restu Nugraha)
Masjid Agung Lintang Astha di Bandung Barat. (Ayobandung.com/Restu Nugraha)

Selain itu keunikan lainnya, di bagian dinding Masjid Agung Lintang Astha tak hanya terdapat hiasan tulisan Arab. Tapi juga tulisan bahasa Indonesia dan ukiran huruf sansakerta. Tulisan di dinding itu memuat ayat Qur'an, huruf khat, sholawat hingga syair.

Dikutip dari AyoBandung (Jaringan Suara.com) Ketua DKM Masjid Agung Lintang Astha Aep Sutisna menceritakan jika masjid ini memang meniru bangunan Masjid Agung Demak.

Penggagas pembangunan Masjid Agung Lintang Astha adalah Muhammad Burhan berasal dari Demak.

Baca Juga: Kesulitan Mendapatkan Migor Curah, Polres Demak Bantu Agen Aktivasi Aplikasi SIMIRAH

"Dibangun tahun 2018. Untuk arsitektur memang meniru Masjid Agung Demak karena penggagas masjid ini asli orang sana. Sekarang sudah tinggal di sini juga kerap berziarah ke sana," kata Aep, Rabu 6 April 2022.

Luas bangunan Masjid Agung Lintang Astha ini sekitar 337,5 meter persegi. Baik lahan ataupun biaya pembangunan masjid memakai dana pribadi dengan total biaya sekitar Rp1,3 miliar

Adapun untuk memastikan bangunan ini serupa dengan Masjid Agung Demak, sejumlah tukang bangunan sengaja di bawa dulu berkunjung ke Demak.

"Jadi agar bangun ini mirip, banyak tukang sengaja dibawa dulu ke Masjid Agung Demak sambil berziarah," terang Aep.

Masjid yang berada tepat di depan kantor kecamatan Ngamprah ini, kini memiliki sekitar 100 jemaah. Selain kegiatan shalat berjemaah, masjid ini juga kerap dipakai kegiatan keagamaan lain seperti pengajian dan madrasah anak-anak dan lainnya.

"Bangunan masjid boleh jadi unik. Tapi Yang terpenting menurut saya bagaimana masjid ini tetap makmur," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI