Pasukan Elit Rusia yang Tewas, Mengapa Jadi Kehilangan Besar Bagi Moskow?

SiswantoBBC Suara.Com
Rabu, 06 April 2022 | 14:21 WIB
Pasukan Elit Rusia yang Tewas, Mengapa Jadi Kehilangan Besar Bagi Moskow?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam perang apa pun, ada unit yang berhasil dan ada pula yang dijadikan simbol kegagalan. Resimen Parasut Pengawal ke-331 memiliki harapan besar untuk berhasil tetapi sekarang mewakili disintegrasi rencana Rusia dalam taktik perang cepat.

Komandan resimen, Kolonel Sergei Sukharev, tewas di Ukraina pada 13 Maret, dan secara anumerta dianugerahi medali Pahlawan Federasi Rusia. Saat pemakamannya, Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Yuri Sadovenko mengatakan "hidup kolonel untuk masa depan, untuk masa depan rakyat kita, masa depan tanpa Nazisme".

Di Rusia sendiri, pasukan Rusia yang menjadi korban tidak diberitakan secara luas, tetapi menggunakan bahan-bahan dari sumber terbuka. BBC mengumpulkan kisah mereka dan menemukan setidaknya 39 anggota lainnya dari resimen elit 331 tewas dalam perang.

Mereka adalah bagian dari pasukan yang menyerbu Ukraina dari Belarusia, yang dipimpin oleh pasukan lintas udara Rusia, yang dikenal dengan singkatan VDV. Prioritas mereka adalah menyerbu ibu kota, Kyiv.

Baca Juga: Konflik Rusia - Ukraina Tak Kunjung Membaik, Jerman Percepat Proyek Energi Hijau

Pengerahan pasukan itu menimbulkan kerusakan besar dan kebuntuan di daerah pinggir kota Kyiv dan identik dengan kekejaman perang seperti yang terjadi di Bucha, Irpin, dan Hostomel.

Video pertempuran yang muncul di internet memperlihatkan kendaraan tempur yang digunakan oleh pasukan udara Rusia, dengan tanda "V" dicat di atasnya.

Baca juga:

Satu video yang kami temukan menunjukkan beberapa kendaraan lapis baja ringan milik VDV rusak dan ditinggalkan setelah pasukan khusus Ukraina menyerang. Yang lainnya, menunjukkan beberapa kendaraan milik pasukan udara Rusia yang tampak ditinggalkan.

Orang-orang di resimen 331 menganggap diri mereka sebagai tentara pilihan Rusia.

Baca Juga: Ukraina Perlihatkan Mayat-mayat Tergeletak di Jalan Bucha, Rusia Tuding Skenario AS

Dalam sebuah video yang diunggah secara daring pada Mei lalu, seorang jenderal memberi tahu tentara dari Resimen Parasut Pengawal ke-331 bahwa mereka adalah "yang terbaik dari yang terbaik".

Unit tersebut bertugas di Balkan, Chechnya, mengintervensi Rusia pada 2014 di wilayah Donbas Ukraina, dan secara rutin mengikuti parade di Lapangan Merah, Moskow.

Resimen 331 juga merupakan perwujudan dari kebijakan Rusia untuk mengganti tentara dinas nasional dengan contractniki - profesional di bawah kontrak. Dapat dimengerti mengapa para jenderal harus memberi mereka peran penting dalam invasi.

Sejak awal Maret, laporan kematian dari 331 mulai beredar. Butuh waktu lama bagi jenazah-jenazah pasukan untuk dikembalikan ke Kostroma, daerah tempat mereka bermarkas, 300 kilometer timur laut Moskow.

Saat pemakaman dimulai, percakapan sedih mulai muncul di media sosial. Di V'Kontakte - media sosial seperti Facebook, tapi berbahasa Rusia - menjanjikan laman "memori abadi" dan menampilkan gambar lilin.

Seorang perempuan yang mengatakan bahwa dia adalah istri dari seorang tentara, Sergei Lobachyov menulis: "Seryozha, suami saya yang paling bisa diandalkan, penuh kasih dan perhatian. Sekarang kamu berada di surga dan kamu akan melindungi kami dari sana! Kamu akan selalu hidup di hati kami dan kamu akan selamanya jadi pahlawan sejati bagiku!"

Meskipun banyak unggahan yang tampaknya menerima penjelasan Kremlin, bahwa perang melawan fasis Ukraina sedang dilancarkan, beberapa orang juga menunjukkan kecemasan tentang kurangnya informasi yang bisa dipercaya.

Di laman pesan untuk Sersan Sergei Duganov, seorang perempuan menulis: "Tidak ada yang tahu apa-apa. Resimen ke-331 menghilang. Hampir setiap hari, foto-foto anak laki-laki Kostroma kami diterbitkan. Ini membuat saya merinding. Apa yang terjadi? Kapan ini akan berakhir? Kapan kematian akan berakhir?"

Unggahannya diikuti oleh yang lain, yang mengatakan: "Kostroma telah kehilangan begitu banyak pemuda, sungguh sebuah tragedi". Yang lainnya memohon: "Ya Tuhan, berapa banyak lagi kabar kematian yang akan kami terima? Kasihanilah anak laki-laki kami, bantu mereka bertahan hidup, kembalikan mereka ke rumah istri dan ibu mereka. Saya mohon!"

Berbicara soal perang di Rusia membawa risiko besar, di sisi lain ada tanda-tanda hilangnya kepercayaan terhadap argumen Kremlin terkait perang.

Di laman pesan untuk seorang sersan, seorang perempuan bertanya: "Mengapa anak-anak dari anggota parlemen tidak berada di garis depan? Mayoritas dari mereka tinggal di Eropa. Anak laki-laki dari warga sipil tewas tanpa alasan yang jelas."

Yang lain melontarkan sumpah serapah untuk Presiden Vladimir Putin, dan selanjutnya mengatakan bahwa dengan memutuskan untuk "berperang", dia telah "mengirim ribuan orang pada kematian".

Namun, sebagian besar, mereka yang bereaksi di media sosial tetap setia pada narasi resmi.

Di beberapa laman di V'Kontakte, warga Ukraina mengunggah komentar yang mengejek orang-orang yang tewas. "Lebih dari 15.000 orang meninggal dan mereka akan terus mati selama mereka terus berada di tanah kami. Tidak ada yang mengundang kalian, para ksatria yang menakutkan," tulis seseorang.

"Alexander, pergilah, dasar Nazi," seorang warga Rusia menanggapi unggahan dari ejekan lainnya. "Tentara kami adalah pahlawan sejati. Rusia tidak pernah membunuh warga sipil atau anak-anak, sesuatu yang tidak bisa Anda katakan tentang orang-orang Ukraina."

Namun, kemarahan berbagai pesan di dunia maya itu tidak berarti apa-apa bagi pengalaman pasukan VDV, yang mengalami serangan artileri, penyergapan, dan infanteri Ukraina selama berminggu-minggu dalam pertempuran berdarah tersebut.

Dalam pertempuran jarak dekat ini, mereka menemukan apa yang dipelajari unit VDV sebelumnya di Afghanistan - bahwa kendaraan lapis baja yang dirancang cukup ringan untuk dibawa di pesawat tidak memberikan banyak perlindungan dari tembakan musuh.

Dari jalan di luar Bandara Hostomel, ke sisi jalan di Bucha, atau persimpangan jalan di Irpin, video yang diambil oleh warga Ukraina memperlihatkan kendaraan yang terbakar dan ditinggalkan milik pasukan udara.

https://twitter.com/ralee85/status/1503844770602438662?s=24&t=XeygThTN9NZu1MwrlFLrOQ

Potongan-potongan rekaman telepon ini juga berbicara tentang kegagalan yang lebih mendasar.

Di kawasan yang hancur di sekitar Kyiv, pasukan terjun payung Rusia dikalahkan oleh Ukraina. Mengingat bahwa para pasukan pembela Ukraina, dalam banyak kasus, hanyalah unit pertahanan lokal atau cadangan, hal itu menunjukkan kegagalan mendasar dalam sistem pelatihan dan perekrutan VDV.

Ukraina telah menyatakan kekalahan resimen 331, membuat klaim bahwa resimen tersebut telah "musnah".

Ilya Ponamarev, mantan anggota parlemen Rusia dan tokoh oposisi yang sekarang tinggal di Kyiv, mengatakan orang-orang di sana melihat nasib resimen itu "sebagai contoh karma yang sempurna".

Selama pertempuran 2014 di Donbas, Ukraina menganggap pasukan 331 bertanggung jawab dalam pembunuhan ratusan tentara Ukraina di Ilovaisk, yang melanggar perjanjian gencatan senjata.

Di tengah penderitaan resimen itu, klaim Ukraina bahwa mereka telah dimusnahkan dinilai berlebihan.

Namun, sepertinya Resimen Parasut Pengawal ke-331 telah ditarik dari Ukraina baru-baru ini.

Harga kegagalan itu pun terus meningkat setiap hari. Pada saat penulisan, BBC Newsnight telah menyusun daftar 39 anggota Resimen Parasut 331 yang tewas di Ukraina.

Namun, karena tidak ada kematian lagi setelah tanggal 13 Maret, dapat diperkirakan bahwa puluhan kematian lagi akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.

Penduduk Kostroma mengatakan kepada kami bahwa mereka percaya sekitar 100 anggota resimen mungkin sudah meninggal. Dan banyak keluarga tidak akan pernah menerima jasad orang-orang yang mereka cintai karena sudah ditinggalkan begitu saja di medan perang.

Bahkan proyeksi konservatif tentang kematian yang sekarang kita ketahui, dan tanggalnya, menunjukkan bahwa kerugian kota itu dalam beberapa minggu di Ukraina sudah melebihi kerugian akibat konflik di Afghanistan dan Chechnya.

Resimen yang berangkat dengan penuh percaya diri pada Februari itu kini memperoleh reputasi yang tidak diinginkan oleh tentara mana pun.

Riset tambahan oleh Maria Jevstafjeva

Sejauh ini BBC telah memverifikasi kematian dari 39 tentara resimen 331: Klim Abramov, Cpl Artem Arbuzov, Oleg Bedoshvili, Capt (Co Cdr) Yurii Borisov, Snr Lt Ilya Chernyshev, Cpl Yuri Degtaryov, Konstantin Dobrynin, Sasha Dolkin, Sgt Sergei Duganov, Kiril Fedoseyev, Andrey Kovalevsky, Maj Sergei Krylov, Stanislav Kutelev, Cpl Yanosh Leonov, Sgt Alexander Limonov, Snr WO Sergei Lobachyo, Cpl Ivan Mamzurin, Cpl Ilya Martynenko, Lt Lev Ovchinnikov, Maksim Ovchinnikov, Cpl Leonid Panteleyev, Maj Oleg Patskalyev, Sgt Stanislav Petrutik, Sgt Roman Pomelov, Snr WO Pavel Rudenko, Snr Lt Alexander Shalygin, Sgt Nikolai Smirnov, Col Sergei Sukharev, Maxim Svetlenko, Snr Lt Nikolai Symov, Daniil Titov, Maxim Trokai, Ivan Turyev, Sgt Maxim Vorotyntsev, Capt Alexei Vyshegorodtsev, Alexei Yelimov, Cpl Artem Yergin, Sgt Ravshan Zhakbaev, Cpl Danila Zudkov

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI