"Dari respons di jagat Twitter, sebagian besar tidak setuju pendekatan restorative justice untuk pelaku klitih. Umumnya menuntut pelaku tetap dapat hukuman berat tuh. Aparat hukum perlu pertimbangkan keresahan publik ini," lanjut akun ini.
Warganet yang menyaksikan video itu juga membanjiri kolom komentar dengan kemarahan. Mereka mengecam aksi pelaku sampai mendesak agar aparat bertindak tegas memberantas klitih yang meresahkan.
“Bisa gak orang yang kaya gini kakinya diamputasi aja? Atau tanganya. Kalau bisa kepalanya aja deh lebih bagus. Geram banget, sok jagoan dasar jamet salah pergaulan,” kecam @blus*****kai.
“Seriusan esensinya begini? Ini bukannya sudah termasuk sakit jiwa ya? Gangguan perilaku sadistik gitu? Atau psikopat? Kalau yang begini ini mayoritas di suatu kalangan, bukannya masyarakatnya sendiri sebenernya juga sakit?” komentar @re****nre.
“Sebenarnya masyarakat sekitar juga merasa tidak nyaman. Sudah dari lama masyarakat melapor pada polisi tapi ketika para klitih itu ketangkep, mereka tetap dibebaskan oleh polisi karena masih di bawah umur,” tambah @itstaro*****3a.
Demikian informasi terkait klitih yang semakin meresahkan masyarakat. Klitih kini tidak hanya beroperasi di Yogyakarta, tetapi mulai merambah ke daerah lainnya.
Hal ini tentu seharusnya menjadi bukti bahwa Kepolisian Republik Indonesia harus lebih waspada dan tegas menindak kekerasan dan penganiayaan ini.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
Baca Juga: Kocak! Wanita Non Muslim Muntahkan Lagi Minumannya Gara-gara Ditegur Belum Azan