Suara.com - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mengaku kecewa melihat sikap partai politik di Indonesia yang terkesan apatis terkait kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 yang bakal diselenggarakan di Bali pada November 2022.
Sudjatmiko mengaku tidak melihat ketegasan dari partai politik di Tanah Air untuk memberikan suara soal hadirnya Putin di agenda kenegaraan tersebut. Pernyataan Sudjatmiko termasuk menyinggung partainya, PDIP?
"Saya kecewa dalam arti kita butuh parpol Indonesia yang mau jelas berbicara dengan itu. Menurut saya kita butuh parpol yang punya posisi tegas yes or no undang Putin," kata Budiman dalam diskusi bertajuk Dampak Konflik Rusia - Ukraina terhadap Peran dan Kepentingan Indonesia dalam KTT G20 di Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2022).
Padahal menurutnya partai politik juga harus bisa menyampaikan sikap atau pendapat terkait isu Rusia dan Ukraina. Apalagi ia menganggap kalau perang antara kedua negara tersebut menjadi isu geopolitik yang paling besar pada saat ini.
"Saya harap kita lebih berani parpol kita, saya harap kita lebih berani soal geopolitik yang menurut saya ini poltik internasional terbesar di era medsos," ujarnya.
Di sisi lain, Budiman juga mengatakan kalau Indonesia secara tidak langsung ikut terlibat dalam dampak perang Rusia dan Ukraina. Pasalnya, Indonesia saat ini yang menjadi Presidensi G20.
Dampak perang Rusia dan Ukraina disebutkannya meluas bukan hanya pada warga Ukraina tetapi juga pada dampak perekonomian dunia.
"Perang panas di Ukraine juga jadi perang ekonomi sekarang. Menyangkut India, Jerman, Hungaria dan negar lainnya. Sekarang dampaknya di Jerman naik 30-50 persen soal ritel. Hubungan internasional itu urusan elit doang itu nggak bisa," ucapnya.