Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai bakal meninggalkan PR segunung apabila turun pada 2024 nanti. Ada sejumlah indikator yang membuat Indonesia sulit bangkit sepeninggal pemerintahan Jokowi. Hal itu diungkapkan Rocky Gerung dalam video yang diunggah di kanal Refly Harun, Selasa (5/4/2022). Rocky mengatakan kondisi Indonesia saat ini sudah sangat memprihatinkan.
Filsuf jebolan Universitas Indonesia (UI) ini mencontohkan Jokowi bakal meninggalkan beban hutang hingga Rp10.000 triliun ketika lengser dua tahun lagi. Selain itu Jokowi juga dianggap meninggalkan beban keretakan bangsa menyusul konflik horizontal di sejumlah wilayah.
“Saya melihat Presiden Jokowi, kalaupun dia enggak terpilih lagi, moga-moga rakyat juga paham itu [terkait wacana tiga periode], dia akan tinggalkan beban pada presiden berikutnya,” ujar Rocky Gerung.
Selain beban utang dan kondisi sosial bangsa, Rocky menguraikan sejumlah PR besar lain yang harus ditanggung pemimpin baru pada 2024 nanti. Dia menyoroti mengguritanya oligarki di pemerintahan hingga indeks demokrasi yang menurun.
Baca Juga: Tolak Bantuan Minyak Goreng Presiden Jokowi, Partai Buruh: BLT Gudangnya Korupsi!
“Sekarang beban macam-macam, indeks demokrasi buruk, oligarki, beban KPK yang buruk, beban ekonomi yang enggak tumbuh, tax ratio yang tinggal 8%. Jangan-jangan ketika presiden baru terpilih di 2024, seminggu kemudian dia jatuh juga. Jatuh karena enggak mampu menanggung beban yang ditinggalkan Jokowi.”
Tokoh oposisi asal Manado ini menegaskan kritikannya pada pemerintahan jangan disalahartikan sebagai kebencian pada negara. Sebelum Jokowi, Rocky Gerung mengaku telah mengkritik keras presiden-presiden sebelumnya seperti Soeharto, Habibie, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Sahabat baiknya, Abdurrahman Wahid, pun dia kritik saat. Kala itu Gus Dur jad sasaran kritik pedas Rocky lantaran bertemu dengan keluarga Cendana saat awal menjabat presiden.
“Belum apa-apa sudah ketemu Tommy Soeharto, ya saya kritik meski Gus Dur teman baik saya. Dulu saya juga hajar SBY saat masih jadi presiden. Saat masih jadi dosen UI, saya ajak demo mahasiswa ketika Pak Harto berkuasa,” ujarnya.
Rocky mengatakan kritikan pada pemerintah perlu terus diberikan agar bangsa tetap pada relnya. “Kritik perlu terus diucapkan demi masa depan.”
Meski terkenal dengan sikap oposisi, Rocky pun ternyata pernah membantu Jokowi.
“Saat periode pertama dulu, saya juga pernah bantu kasih konsep Jokowi, terutama soal pluralisme. Saya juga mengajar empat tahun di Megawati Institute tentang pokok pemikiran bangsa. Saya bukan musuh negara, saya menyumbang pikiran untuk negara,” ujarnya.
Kontributor : Alan Aliarcham