Sebab, menurut Amien, seorang pemimpin (presiden) harusnya tahu kapan dirinya harus mundur dari jabatannnya. Terlebih hal tersebut telah diatur dalam konstitusi Negara Indonesia, yakni UUD 1945.
"Tapi sekarang mau dipaksakan supaya ada sidang MPR khusus untuk membuat Pokok-Pokok Haluan Negara. Kemudian nanti arahnya mengubah secara sangat ugal-ugalan. Lebih dari itu, sangat jahat, ini luar biasa di luar akal sehat," ujar Amien.
5. Sebut Jokowi dan Luhut Harus ke Psikolog
Kritik yang satu ini tak kalah pedasnya dengan kritik Amien Rais lainnya, terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo.
Tak tanggung-tanggung, ia meminta Jokowi dan Luhut untuk berobat ke psikolog, untuk memastikan apakah keduanya mengidap penyakit kejiwaan, yakni narsistik megalomania.
Menurut Amien, narisitik adalah sebuah penyakit kejiwaan dimana penderitanya selalu merasa dirinya sempurna. Sementara megalomania adalah sebuah kondisi kejiwaan, dimana seseorang merasa hanya dirinya yang merasa hebat.
"Maaf ya saudara Jokowi dan Luhut, Anda berdua ini harus mengaca diri. Tanya ke psikolog yang objektif, apakah kalian berdua itu sedang menderita narsisistik megalomania?" sindir Amien.
"Kalau iya, tentu memohon ampunlah kepada Allah, kepada Tuhan, karena ini bisa membawa bahaya luar biasa," tandasnya.