Keunikan Tradisi Padusan, Pembersihan Lahir Batin Sebelum Puasa

Sabtu, 02 April 2022 | 17:27 WIB
Keunikan Tradisi Padusan, Pembersihan Lahir Batin Sebelum Puasa
Tradisi Padusan (antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tradisi padusan dijalani warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ini melambangkan pembersihan lahir dan batin sebelum memasuki bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah.

Tradisi padusan dilakukan di sejumlah sumber mata air sebagai upaya 

Berdasarkan pantauan di Temanggung, Sabtu, tampak anak-anak di Lingkungan Bendo, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Temanggung menggelar ritual padusan dengan mandi di Mata Air Rowali yang menjadi salah satu sumber air bagi masyarakat setempat.

Sejak pagi anak-anak sudah mulai berdatangan di Mata Air Rowali dan menjadi semakin ramai pada siang dan sore hari.

Baca Juga: Ada Perbedaan Penetapan 1 Ramadhan, Angota DPR RI: Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Biar Jadi Rahmat

"Airnya sangat segar. Kami selalu padusan di Rowali sebelum puasa. Tidak perlu berdesak-desakan, karena kalau di kolam renang ramai dan harus membayar," kata Wahyu (10), yang bersama temannya ikut tradisi itu.

Ia mengaku lebih senang melakukan padusan di Rowali ketimbang harus ke lokasi wisata pemandian yang ada di Temanggung. 

Di sini bisa mandi bersama teman-teman dan gratis.

Sementara itu jumlah pengunjung padusan di Pikatan Waterpark Temanggung menurun pada padusan menjelang Ramadhan 1443 Hijriah.

Pelaksana Tugas Direktur Perumda Bhumi Phala Wisata selaku pengelola Pikatan Water Park, Bagus Pinuntun menyampaikan jumlah pengunjung padusan tahun ini turun drastis dibanding padusan di tahun-tahun sebelum pandemi.

Baca Juga: Puasa saat Hamil Trimester Pertama, Apakah Boleh? Ini Penjelasan Ahli

Ia menyebutkan pada padusan hari Jumat (1/4) jumlah pengunjung hanya berkisar 1.500 orang dan hari ini jumlah pengunjung diperkirakan hampir sama dengan sehari sebelumnyan.

"Jumlah pengunjung pada momentum padusan tahun ini masih kalah jauh pada padusan tahun-tahun sebelum pandemi bisa mencapai 7.000 hingga 10.000 orang per hari," katanya.

Menurut dia turunnya jumlah pengunjung Pikatan Water Park dalam padusan tahun ini, salah satunya adalah banyaknya kompetitor wahana wisata air di Kabupaten Temanggung.

"Saat ini banyak wisata air baik milik desa atau perorangan bermunculan,seperti di Liyangan,Bansari,Jumo,dan beberapa tempat lainnya," katanya.

Selain itu, kemungkinan karena faktor perekonomian di tengah masayarakat yang belum pulih akibat pandemi COVID-19, demikian Bagus Pinuntun. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI