Dalam penentuan awal Ramadhan maupun Syawal setiap tahunnya, posisi hilal merupakan salah satu aspek yang menjadi peretimbangan dalam sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama. Hilal merupakan salah satu penanda datangnya bulan suci Ramadhan bagi umat Islam. Lalu seperti apakah bentuk hilal tersebut?
Perlu diketahui, hilal sendiri merupakan bulan sabit terkecil yang muncul beberapa saat setelah terbenamnya matahari. Dalam kalender umat Islam, hilal menjadi penentu awal sekaligus akhir bulan baru hijiriyah. Diketahui, hilal biasanya muncul dalam dua malam di setiap bulan.
Hilal merupakan salah satu dari adanya lima fase bulan, seperti yang dituturkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Menurutnya, hilal sebagai satu dari adanya lima fase bulan, dimana hadirnya hilal terjadi setelah bulan baru atau biasa disebut dengan new moon. Apa saja lima fase bulan yang disebutkan oleh LAPAN? Berikut urutannya:
1. Fase Bulan Baru
Baca Juga: Hasil Sidang Isbat: 1 Ramadhan 2022 Jatuh pada Tanggal 3 April Hari Minggu
Fase bulan baru atau biasa disebut new moon, seringkali juga disebut dengan ijtimak ini merupakan suatu kondisi dimana bulan tidak terlihat di sepanjang malam.
2. Fase Bulan Sabit
Fase bulan sabit inilah yang orang-orang sebut sebagai hilal, penanda datangnya Ramadhan dan Syawal, serta penanda awal sekaligus akhir bulan bagi kalender Islam (Hijiriyah).
3. Fase Bulan Separuh Kuartil Pertama
Fase bulan separuh kuartil pertama ini merupakan fase ketiga, biasanya bulan berbentuk separuh kuartil pertama dan menghadap ke arah barat setelah waktu maghrib.
Baca Juga: Punya Ritual saat Ramadhan, Iko Uwais: Enggak Bakal Ada di Bulan Lain
4. Fase Bulan Besar
Di fase ini, orang-orang biasanya menyebut dengan bulan purnama. Karena pada fase ini, bulan akan berbentuk penuh sempurna.
5. Fase Bulan Tua
Pada fase ini, bulan akan berbentuk sabit tipis, atau biasa disebut juga dengan bulan tersembunyi, karena hanya tampak sedikit saja dari seluruh bagian bulan.
Lalu, mengapa bulan sabit disebut sebagai hilal? Karena, pada fase bulan baru (fase pertama), posisi bulan dan matahari berada dalam satu garis edar, sehingga hadirlah bulan baru dalam kalender Islam. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan fase bulan sabit muda pertama atau hilal, menjadi penanda bergantinya bulan dalam kalender Islam.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa