Intelijen AS: Penasihat Putin Beri Informasi Keliru Soal Perang di Ukraina

Jum'at, 01 April 2022 | 14:00 WIB
Intelijen AS: Penasihat Putin Beri Informasi Keliru Soal Perang di Ukraina
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Vladimir Putin mendapat informasi yang salah dari para penasihatnya tentang invasi Rusia ke Ukraina. Terbukti saat pasukan Rusia menyabotase peralatan dan tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mendapatkan informasi evaluasi yang jujur dari para penasihatnya tentang situasi perang di Ukraina, menurut laporan Gedung Putih.

"Kami yakin dia mendapat informasi yang salah dari para penasihatnya tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi," kata Direktur Komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield, Rabu (30/03), mengutip informasi intelijen.

"Penasihat senior Putin terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya," tambahnya.

Baca Juga: Kepala Intelijen Inggris Sebut Putin Terlalu Meremehkan Pertahanan Ukraina

"Kami memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia, yang mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan kepemimpinan militernya," katanya.

Dia tidak akan memberikan rincian yang lebih konkret. Saat ditanya mengapa Amerika Serikat mempublikasikan informasi ini, Bedingfield mengatakan langkah itu untuk menunjukkan "kesalahan strategis" yang dilakukan Putin dalam menyerang Ukraina.

Ketegangan antara Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu Beberapa jam setelah Gedung Putih merilis informasi tersebut, Kepala Badan Spionase GCHQ Inggris Jeremy Fleming pada Kamis (31/03) mengatakan bahwa pemimpin Rusia telah melebih-lebihkan kemampuan militernya.

"Kami telah melihat tentara Rusia – kekurangan senjata dan moral – menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri, dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri,” kata Fleming dalam pidato yang disiapkan di Universitas Nasional Australia, Canberra.

Laporan mata-mata AS dan Inggris dirilis setelah pertanyaan tentang hubungan Putin dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, yang menghilang dari pandangan publik selama berminggu-minggu sebelum muncul kembali pada 26 Maret lalu, mengemuka.

Baca Juga: Intelijen AS Ungkap Abramovich Tidak Diracun, Sebut Faktor Ini Penyebabnya

Ada ketegangan antara Putin dan Kementerian Pertahanan Moskow, yang berasal dari ketidakpercayaan pemimpin Rusia tersebut terhadap kepemimpinan militer.

Kini, pasukan Ukraina telah merebut kembali wilayah dalam beberapa hari terakhir - termasuk pinggiran kota Irpin yang strategis di Kyiv - ketika serangan Rusia tampaknya terhenti lima minggu setelah invasi dimulai pada 24 Februari 2022.

Fleming juga menambahkan bahwa dinas intelijen Inggris telah mendeteksi "niat berkelanjutan" dari Rusia untuk mengganggu pemerintah Ukraina dan sistem militernya.

Dan "kami tentu telah melihat indikator yang menunjukkan aktor siber Rusia mencari target di negara-negara yang menentang tindakan mereka," dia memperingatkan.

Di medan perang di Ukraina, Moskow dilaporkan menggunakan tentara bayaran dan pejuang asing untuk mendukung pasukannya.

Mereka termasuk Grup Wagner, yang aktif sejak aneksasi Rusia atas Krimea pada tahun 2014.

"Kelompok itu bekerja sebagai cabang bayangan dari militer Rusia, memberikan penyangkalan yang tidak masuk akal untuk operasi yang lebih berisiko," katanya. ha/vlz (dpa, AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI