Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth mengaku heran dengan permasalahan air bersih di Jakarta yang tak pernah kunjung selesai. Padahal, permasalahan tersebut sudah bertahun-tahun terjadi di tengah Masyarakat.
Menurutnya masalah ini tak perlu lagi terjadi di Jakarta yang notabene merhpakan kota besar. Ia pun meminta agar Gubernur Anies Baswedan menyelesaikan masalah ini karena berkaitan dengan pemenuhan hak warga.
"Kenapa masalah air bersih di Jakarta ini tak pernah selesai. Ini kota besar loh, masa bisa-bisanya masih ada warga yang mengeluh susah mendapatkan air bersih, padahal itu hak warga untuk mendapatkan air bersih untuk keberlangsungan hidupnya," ujar Kenneth kepada wartawan, Jumat (1/3/2022).
Masalah ini disebutnya harus menjadi perhatian khusus apalagi sudah akan memasuki bulan Ramadan dan Idul Fitri. Menurutnya perlu ada perbaikan pengelolaan sumber daya ke depannya.
"Jika potensi sumber daya air yang ada dapat dikelola dengan baik, program pipanisasi PDAM yang terkesan lamban dan terlalu bertele-tele juga merupakan salah penyebab banyak wilayah di jakarta yang tidak terjangkau oleh air bersih," jelasnya.
Anggota Komisi D DPRD DKI itu juga menyinggung krisis air bersih yang dialami warga Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara sejak tahun sekitar 1980. Ada juga warga Rusunami City Garden, Cengkareng, Jakarta Barat yang mengalami masalah administrasi untuk mendapatkan air bersih selama 12 tahun belakangan.
"Selama bertahun-tahun mereka untuk minum saja terpaksa harus membeli air isi ulang atau air dalam botol, mereka harus merogoh kantong dalam-dalam untuk membeli air, belum lagi untuk kebutuhan mereka sehari-hari, mereka ini rata rata bukan dari kategori keluarga yang berada," tuturnya.
Saat ini, kata Kenneth, baru sekitar 65 persen warga Jakarta yang dapat mengakses air bersih. Hal itu masih jauh dari target Pemprov DKI Jakarta yang menargetkan cakupan layanan 79,61 persen di akhir tahun 2022. Sebelumnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) DKI Jakarta juga menargetkan seluruh wilayah Jakarta dijangkau pipa air pada 2030.
"Mau sampai kapan warga Jakarta tiap hari harus selalu meminum air yang sudah tercemar bakteri E Coli, itu sangat bahaya jika diminum dalam waktu yang lama karena bisa mengakibatkan penyakit gangguan pencernaan serius," pungkasnya.
Baca Juga: Minta Anies Tuntaskan Persoalan Air Bersih di Jakarta, Kenneth PDIP: Ini Kota Besar Lho!!