Kapan Puasa 2022? Ini Prediksi LAPAN

Kamis, 31 Maret 2022 | 15:56 WIB
Kapan Puasa 2022? Ini Prediksi LAPAN
ilustrasi puasa ramadhan, link download jadwal imsakiyah (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapan puasa 2022? Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Ramadhan 1443 bertepatan 2 April 2022. Namun Menurut LAPAN perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan 2022/1443 Hijriah ini kemungkinan terjadi antara pemerintah dan ormas Islam, seperti Muhammadiyah.

Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (LAPAN) memprediksi terjadi perbedaan awal Ramadhan 2022/1443 Hijriah.

Dikutip dari AyoIndonesia, Peneliti Astronomi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR LAPAN) BRIN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin mengungkapkan, potensi perbedaan awal Ramadhan 2022 ini sudah diprediksi sejak bulan Rajab 1443 Hijriah.

Thomas Djamaluddin mengungkapkan bahwa kondisi hilal Ramadhan 1443 Hijriah mirip dengan hilal Rajab 1443 Hijriah.

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat Menyambut Ramadhan: Persiapan Menyambut Bulan Suci yang Agung

Thomas menjelaskan dengan kriteria Wujudul Hilal.  

Namun, garis tanggal tinggi dua derajat sedikit di sebelah barat wilayah Indonesia.

Artinya, menurut Thomas sangat tidak mungkin akan terlihat hilal pada 1 April 2022 di wilayah Indonesia, sehingga 1 Ramadhan 1443 berpotensi 3 April 2022.

Umumnya di wilayah Indonesia tinggi bulan kurang dari 2 derajat. Itu artinya, rukyatul hilal (pengamatan hilal) pada saat maghrib 1 April 2022 berpotensi tidak terlihat.

Kalaupun ada yang melaporkan melihat hilal, hal itu menurut Thomas sangat meragukan sehingga berpotensi ditolak saat sidang isbat. Ia menjelaskan berdasarkan rukyat, 1 Ramadhan 1443 Hijriah kemungkinan besar pada 3 April 2022.

Baca Juga: Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2022: Muhammadiyah, Kemenag RI, dan PBNU

Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur, KH. Shofiullah atau Gus Shofi mengatakan kemungkinan terjadi perbedaan awal Ramadhan 2022 antara pemerintah dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Hal itu menurut Gus Shofi disebabkan adanya perbedaan kriteria batasan ketinggian hilal. 

Pemerintah menetapkan bahwa ketinggian hilal saat dipantau minimal tiga derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Sementara ketinggian anak bulan yang disyaratkan oleh NU saat dipantau minimal dua derajat.

Gus Shofi menerangkan bahwa secara astronomi ketinggian hilal pada 1 April 2022 tidak sampai tiga derajat, hanya dua derajat lebih sedikit.

Sebagai informasi, sejak awal 2022 Kementerian Agama (Kemenag) mengadopsi kriteria baru MABIMS (Forum Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Dalam kriteria baru tersebut ditetapkan tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. 

Dengan kriteria baru tersebut, posisi bulan di wilayah Indonesia dan negara-negara MABIMS (Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura) belum memenuhi kriteria. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI