Pendidikan pesantren itu bukan kuantitas, tetapi lebih mengutamakan kualitas, karena berstandar internasional dan pengelolanya melibatkan Kasat Wapres Prof Iriani dan Rektor IPB Prof Arif Satria.
"Kami inginnya anak-anak itu setelah SMA dapat didistribusikan ke perguruan- perguruan tinggi ternama, " katanya menjelaskan.
Ia mengaku membangun pesantren itu bertujuan untuk memberikan kemudahan terhadap anak yatim piatu mendapatkan pendidikan.
Sebab, pengalaman dirinya dulu ketika sekolah di SMP di Papua sangat susah, karena harus berjalan kaki hingga menempuh perjalanan pulang pergi 8 km.
Perjalanan jauh itu terpaksa berhenti dan tidak tamat pendidikan SMP, karena kenalan.
Namun, dirinya tamat SMP di Papua setelah mengikuti pendidikan persamaan dan kualitasnya lebih baik dibandingkan sekolah reguler.
"Kami berharap pesantren internasional memiliki pendidikan yang berkualitas untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan unggul juga memiliki karakter akhlak mulia," katanya. (Antara)