Pesantren Bertaraf Internasional Gratis Dibangun di Lebak, Ini Daftar Calon Santri dan Santriwatinya

Kamis, 31 Maret 2022 | 11:14 WIB
Pesantren Bertaraf Internasional Gratis Dibangun di Lebak, Ini Daftar Calon Santri dan Santriwatinya
Ilustrasi santri [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia bangun pesantren bertaraf internasional di Lebak Banten. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan pesantren itu khusus anak yatim piatu se Indonesia.

 Lokasi pesantren berstandar internasional di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak seluas 20 hektare memakan biaya Rp89 miliar dan tahap pertama pembangunan pesantren sekitar Rp44 miliar.

"Pesantren itu nantinya menampung anak yatim piatu mulai dari Aceh sampai Papua. Pendidikan pesantren itu gratis," kata Bahlil Lahadalia di Lebak, Kamis.

Pembangunan tahap pertama ditargetkan rampung sampai Desember 2022.

Baca Juga: Pengusaha Kolang-kaling Lebak Banjir Orderan Jelang Ramadhan, Pesanan Capai 1-2 Kuintal Dalam Sehari

"Kami tahun dengan untuk tahap pertama menampung sebanyak 400 anak, " kata Bahlil. 

Pembangunan pesantren berstandar Internasional itu ingin mencetak pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Sehingga dapat melahirkan para ekonom juga pengusaha, sehingga dapat menyiarkan agama Islam. 

Selama ini kebanyakan pesantren hanya mencetak untuk pandai mengaji dan berceramah.

Namun, pihaknya mendesain pesantren di sini agar mereka mampu mensyiarkan Islam dengan berniaga.

Sebagai Rasulullah bersama pengikutnya kurang lebih sebanyak 10 orang hijrah dari Mekkah ke Madinah dan pertama Rasulullah hijrah melalui jalur ekonomi dengan membangun pasar, infrastruktur jalan dan masjid sebagai sentra komunikasi. 

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG 31 Maret 2022 Tangerang Banten

Dengan demikian, pihaknya berharap lulusan di pesantren ini dapat melahirkan para ekonomi juga pebisnis dan pengusaha, sehingga dapat mensyiarkan agama Islam.

Pendidikan pesantren itu bukan kuantitas, tetapi lebih mengutamakan kualitas, karena berstandar internasional dan pengelolanya melibatkan Kasat Wapres Prof Iriani dan Rektor IPB Prof Arif Satria. 

"Kami inginnya anak-anak itu setelah SMA dapat didistribusikan ke perguruan- perguruan tinggi ternama, " katanya menjelaskan. 

Ia mengaku membangun pesantren itu bertujuan untuk memberikan kemudahan terhadap anak yatim piatu mendapatkan pendidikan. 

Sebab, pengalaman dirinya dulu ketika sekolah di SMP di Papua sangat susah, karena harus berjalan kaki hingga menempuh perjalanan pulang pergi 8 km. 

Perjalanan jauh itu terpaksa berhenti dan tidak tamat pendidikan SMP, karena kenalan. 

Namun, dirinya tamat SMP di Papua setelah mengikuti pendidikan persamaan dan kualitasnya lebih baik dibandingkan sekolah reguler. 

"Kami berharap pesantren internasional memiliki pendidikan yang berkualitas untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan unggul juga memiliki karakter akhlak mulia," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI