Suara.com - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fraksi PKB, Fathan Subhi, mengatakan bahwa pemerintah perlu melibatkan swasta dalam porsi yang besar dalam urusan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tanpa keterlibatan swasta yang besar, progresnya terlalu lambat.
Hal itu disampaikan dalam diskusi publik yang digelar Fraksi PKB DPR RI dengan tajuk 'Menangkap Peluang Investasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi’ di ruang rapat Delegasi Nusantara V, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
"Jadi, swasta harus dikasih porsi yang besar dan ini saya kira sesuai atau paralel dengan Presiden Pak Jokowi berkali-kali meminta swasta untuk terlibat secara aktif," kata Fathan.
Fathan mengatakan, jika berbicara pertumbuhan ekonomi dan swasta diberikan ruang yang besar, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 hingga 8 persen.
Baca Juga: Karena Bebas Pungli, Bos Pabrik dari Jatim Ini Ngaku Ketagihan Investasi di Jawa Tengah
"Jadi, saya kira peran swasa harus kita pacu terus dan perlu dukungan politik, saya kira kami PKB mendukung sepenuhnya peran swasta untuk telbat secara aktif," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah diminta jangan melulu mengandalkan plat merah. Sebab dengan memberikan swasta porsi besar ada potensi yang luar biasa.
"Jadi jangan sedikit-sedikit plat merah dan plat merah, karena sesungguhnya APBN kita hanya 2300 Triliun, potensi swasta, potensinya luar biasa sekali besarnya ego sektornya kita harus dorong terus, kita kasih ruang-ruang untuk optimalisasi," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan, kebangkitan ekonomi pascapandemi perlu kerja ekstra, terutama bagaimana penguatan PDB Indonesia.
“Sehingga apa yang kita harapkan Indonesia salah satu negara yang energi market terdepan dibanding dengan negara-negara lain, itu sedikit lagi kalau kita bisa menata dan mengelola negara dengan benar, kita akan menjadi terdepan dan bisa setara dengan negara-negara lain, negara maju," kata Cucun.
Baca Juga: CEO Ajaib Berharap Milenial Tak Terjebak Investasi Bodong
Cucun mengatakan, tantangan ke depan bukan hal yang mudah, kini semua negara merasakan bagaimana untuk mengendalikan inflasi karena faktor komoditas, juga faktor global karena ada eskalasi Rusia-Ukraina. Menurutnya, hal itu bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kita menyaksikan Rusia dengan ukraina, yang ini bukan waktu yang sangat cepat untuk diselesaikan dan dampaknya sudah kita rasakan di energi, terutama di sektor migas, ini karena negara itu merupakan produsen juga dan kontributor untuk sebagian belahan dunia yang ini akan akan menjadi satu goncangan bagi ekonomi seluruh dunia bukan hanya Indonesia," ungkapnya.
Adapun turut hadir Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, memberikan apresiasi diskusi yang digelar Fraksi PKB tersebut. Menurutnya, diskusi ini bisa dibicarakan bagaimana strategi menghadapi perekonomian ke depan.
"Saya menganggap diskusi ini sangat strategis, ini menunjukkan bahwa fraksi PKB selalu berinovasi dan berevolusi terus untuk bagaimana menyampaikan tentang kondisi kekinian dan apa yang dilakukan ke depan dengan strategi dan saya pikir ini sesuatu yang bagus kalau dilakukan secara rutin," katanya.