Waspada! BNPT Bongkar Kelompok Ini Jadi Induk Idelologi Gerakan Terorisme di RI

Rabu, 30 Maret 2022 | 18:37 WIB
Waspada! BNPT Bongkar Kelompok Ini Jadi Induk Idelologi Gerakan Terorisme di RI
Ilustrasi terorisme (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan peringatan mengenai organisasi yang menjadi induk ideologi radikalisme dan terorisme. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Nurwakhid mengatakan bahwa kelompok Negara Islam Indonesia (NII) merupakan salah satu gerakan politik yang patut diwaspadai. Pasalnya, NII disebut memiliki ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

"NII merupakan organisasi dan gerakan politik pertama di Indonesia yang melakukan radikalisasi gerakan politik," kata Nurwakhid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, (30/3/2022).

"NII mengatasnamakan agama, yang sangat membahayakan kedaulatan negara. Ideologi NII merupakan induk ideologi yang menjiwai gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia," lanjutnya.

Baca Juga: Event di Bali Mulai Semarak, Ekonomi Bakal Melaju Kencang

Nurwakhid mengatakan, NII berpotensi melakukan tindakan kekerasan dan teror demi mencapai cita-citanya mendirikan negara berdasarkan syariat agama. Situasi ini tentu bertentangan dengan konsensus nasional dan menjadi ancaman kerukunan rakyat Indonesia.

Lebih lanjut, Nurwakhid menjelaskan penyebaran terorisme di Indonesia memiliki akar sejarah dan ideologi yang bisa dilacak. Salah satunya dari gerakan Kartosoewiryo melalui Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada era-1950-an.

Gerakan tersebut telah menjadi pemberontakan yang cukup menyita perhatian pemerintah saat itu. Pasalnya, gerakan itu memiliki anggota banyak, melakukan i’dad atau pelatihan, serta memiliki pesantren sebagai sarana menanamkan doktrin anti-Pancasila.

Adapun anggota NII menurut data resmi, saat ini masih ada sekitar 2 juta. Jumlah ini belum termasuk anggota yang tidak terdata. Gerakan NII itu masih tetap eksis sampai kini, dan disebut bermetamorfosa dalam berbagai jaringan, salah satunya adalah Jamaah Islamiyah (JI).

Sebagai informasi, JI didirikan oleh Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir pada tahun 1990-an. Organisasi itu telah ditetapkan sebagai organisasi teroris paling berbahaya dan bertanggung jawab atas kasus teror di Tanah Air.

Baca Juga: Contek Yuk! Ini 5 Inspirasi Gaun untuk Tampilan Fashion Ibu Hamil Kekinian

"JI sudah ditetapkan sebagai organisasi teroris yang paling bertanggung jawab atas serangkaian aksi terorisme di Indonesia pada awal tahun 2000," jelas Nurwakhid.

"Terbukti (JI) ingin mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi satu ke-khalifah-an yang meliputi negara-negara Asia. Dan mayoritas jemaahnya adalah eks DI/TII yang berafiliasi dengan jaringan terorisme global, Al-Qaeda," lanjutnya.

Karena itu, Nurwakhid mengingatkan agar gerakan dan ideologi NII diwaspadai. Terlebih,ideologi ini berpotensi mendorong tindakan pidana terorisme, dengan menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya.

Selain itu, bahaya ideologi itu terbukti telah memakan korban indoktrinasi yang tak pandang usia.

"Ideologi NII ini sangat berbahaya karena memiliki keyakinan dan keinginan mengubah ideologi negara, menggulingkan pemerintahan yang sah yang dianggap tagut, mempunyai paham takfiri, melakukan gerakan bawah tanah dengan rekrutmen dan pelatihan atau i'dad'," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI