China Masalahkan Visa Mahasiswanya yang Dibatalkan Saat Tiba di Australia

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 30 Maret 2022 | 16:19 WIB
China Masalahkan Visa Mahasiswanya yang Dibatalkan Saat Tiba di Australia
Ilustrasi bendera China. (Foto: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga 'Australian Border Force' (ABF) yang menjagaperbatasan Australia menegaskanmereka memiliki hak dan akan membatalkan visa mereka yang memberikan informasi palsu.

Pernyataan ini diberikan setelah China mengajukan nota diplomatik terkait perlakuan yang diterima seorang mahasiswa asal China di bandara Sydney.

Mahasiswa asal China tersebut sempat diinterogasi saat tiba di bandara Sydney, kemudian visanya dibatalkan.

Menurut Kementerian Luar Negeri Cina, ABF menuduh mahasiswa tersebut tidak menyebutkan pelatihan militer yang pernah dijalaninya yang berujung ke pembatalan visanya.

Baca Juga: Xi Jinping Gencar Kampanye 'Kekayaan Merata', Crazy Rich China Ramai-ramai Simpan Harta di Singapura

Beijing mengatakan petugas imigrasi di Bandara Sydney tersebut salah mengartikan pelatihanmiliter yang wajib dijalani oleh setiap mahasiswa di universitas China dengan pelatihan militer negara.

Pelatihan militer yang dijalankan para mahasiswa tersebut berjalan selama dua sampai empat minggu dan para mahasiswa mengenakan seragam seperti militer dan menjalani latihan seperti baris berbaris.

"

"Apa yang dilakukan Australia bertentangan dengan dasar prinsip pertukaran budaya antara China dan Australia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.

"

"Kami mendesak Australia untuk menghentikan tindakan ini yang hanya merugikan,tanpa memberi manfaat bagi diri sendiri," katanya.

Baca Juga: Politisi Kepulauan Solomon Kecewa Australia Abaikan Peringatan Soal China

Media milik pemerintah China, China Daily, sehari sebelumnya menerbitkan sebuah artikel yang melaporkan ada mahasiswa lain yang mengalami kejadian serupa sebulan sebelumnya ketika mencoba masuk ke Australia.

Untuk kedua kasus tersebut, pihak berwenang China tidak memberikan rincian khusus mengenai kapan kejadian itu berlangsung, atau usia dan jenis kelamin mahasiswa yang bersangkutan.

Pihak ABF menolak memberikan komentar atas kasus perorangan tetapi telah membantah kemungkinan pembatalan visa seseorang.

"Mereka yang melakukan perjalanan harus menyadari bahwa Australian Border Force bisa dan akan membatalkan visa di pemeriksaan imigrasi bila seseorang memberikan informasi palsu," kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan.

"

"Kami berkomitmen memfasilitasi masuknya pemegang visa yang sah ke Australia namun tidak ragu-ragu untuk menggunakan kuasa kami guna melindungi kepentingan nasional Australia ketika dibutuhkan."

"

Ini bukanlah untuk pertama kalinya China menyampaikan nota diplomatik kepada Australia terkait perlakuan yang diterima mahasiswa China di Australia.

Dalam dua tahun terakhir, Kementerian Pendidikan China sudah mengeluarkan dua peringatan tentang keamananmahasiswa China di Australia.

Peringatan itu antara lain menyangkut beberapa insiden serius yang dialami oleh mahasiswa asing di sejumlahtempat di Australia, serta peringatan umum mengenai perlunya sikap hati-hati melakukan perjalanan selama pandemi.

Peringatan ini dilakukan saat Pemerintah China menerapkan berbagai sanksi perdagangan terhadap berbagai produk ekspor Australia sehinggaterlihat sebagai ancaman berlatar ekonomi terhadap universitas Australia yang sangat bergantung pada mahasiswa asal China.

"Tuduhan terbaru ini bisa dikategorikan sebagai usaha pemerintah China untuk secara tidak benar menggambarkan Australia sebagai tempat yang berbahaya bagi mahasiswa China," kataAlex Joske peneliti independen mengenai aktivitas militer China di beberapa universitas di negeri-negeri Barat.

Pernyataan adanya perlakuan tidak adil yang dilakukan pemerintah China juga terjadi di tengah meningkatnya sorotan terhadap mereka yang memiliki hubungan dengan militer China dan melakukan penelitian atau mendapatkan bantuan teknologi dari universitas asing.

Pemerintah Amerika Serikat dibawah kepemimpinanDonald Trump sebelumnya sudah menerapkan pembatasan terhadap mahasiswa pascasarjana China untuk masuk ke Amerika Serikat karena khawatir mereka memiliki hubungan dengan militer sehingga 'berisiko lebih besar ' untuk dipaksa bekerja sama dengan Pemerintah China.

"

"Walau kasus yang sekarang ini masih belum jelas, militer China mengirim sejumlah besar ilmuwannya untuk mendapatkan pelatihan dan bekerja di universitas asing," kata Joske.

"

"Secara terpisah pula mahasiswa memang umumnya diharuskan menjalankan pelatihan gaya militer ketika masuk universitas," katanya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dariABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI