Satgas Ungkap Positivity Rate Covid-19 Indonesia Belum Sesuai Standar Aman WHO

Selasa, 29 Maret 2022 | 18:03 WIB
Satgas Ungkap Positivity Rate Covid-19 Indonesia Belum Sesuai Standar Aman WHO
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut positivity rate Covid-19 Indonesia belum sesuai standar aman WHO. [BNPB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat laju penularan atau positivity rate sudah turun semakin membaik ke angka 5,20 persen, namun masih di atas standar aman organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan angka tersebut sudah turun drastis dari puncak gelombang ketiga akibat varian Omicron yang mencapai 17,71 persen.

"Saat ini positivity rate mingguan di tingkat nasional adalah sebesar 5,20 persen, turun dibandingkan minggu sebelumnya yaitu 8,81 persen, bahkan angka ini sudah turun dari puncak Omicron lalu yang sempat mencapai 17,71 persen," kata Wiku dalam jumpa pers, Selasa (29/3/2022).

Namun, jumlah orang yang diperiksa dengan metode tes antigen maupun PCR Covid-19 juga menurun, pada pekan ini ini total jumlah orang diperiksa ada sebesar 700 ribu dengan rincian tes PCR 185 ribu dan antigen 517 ribu.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Tembus 6 Juta, Ratusan Ribu Orang Masih Dirawat

"Angka ini terbilang rendah mengingat pada puncak omicron lalu jumlah orang yang diperiksa mencapai lebih dari 2 juta," jelasnya.

Wiku meminta masyarakat untuk sadar ditesting jika memiliki gejala Covid-19 atau pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19 agar bisa segera mendapatkan perawatan atau isolasi mandiri.

"Testing dilakukan bukan hanya karena syarat perjalanan, melainkan fungsi utama testing adalah satu-satunya cara untuk membedakan orang positif di antara orang sehat," tutup Wiku.

Diketahui, pandemi Covid-19 telah menginfeksi 6.001.751 orang Indonesia, masih terdapat 122.014 kasus aktif, 5.724.963 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 154.774 jiwa meninggal dunia.

Baca Juga: Temuan ILO dan WHO Sebut Lembur Jadi Penyebab Tertinggi Kecelakaan Kerja

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI