AS Menolak Putin Diundang ke G20, Rizal Ramli: Ini Tes Kepemimpinan Jokowi

Siswanto Suara.Com
Selasa, 29 Maret 2022 | 13:07 WIB
AS Menolak Putin Diundang ke G20, Rizal Ramli: Ini Tes Kepemimpinan Jokowi
Presiden Vladimir Putin [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Permintaan Amerika Serikat dan sekutunya kepada Indonesia sebagai presidensi Group of Twenty (G20) 2022 agar Rusia tak diundang dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali dianggap menjadi ujian kemampuan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Menurut Rizal Ramli, di satu sisi dengan diundangnya Presiden Rusia dalam pertemuan KTT G20 membuat Presiden Amerika Joe Biden memberikan ancaman kepada Indonesia. Namun, di sisi lain tidak diundangnya Rusia juga tetap akan menjadi polemik tersendiri.

"Rusia diundang bisa ramai, dan Rusia tak diundang juga bisa ramai. Ini sebagai tes kepemimpinan (Jokowi) itu saat situasi sulit ini. Nah, punya kemampuan nggak Jokowi mengatasi hal ini?" ujar Rizal Ramli, hari ini.

Rizal Ramli meyakini Amerika dan sekutunya akan terus menekan Indonesia yang menjadi tuan rumah KTT G20 agar tidak mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin. Hingga kini, Indonesia diketahui tetap mengundangnya dalam KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.

Baca Juga: DPR Minta Menlu RI Tetap Undang Presiden Putin ke G20, Semoga Jadi Sarana Cari Solusi Perdamaian

"G20 ini kan Presiden Amerika Joe Biden ngancam Indonesia. Ancamannya yaitu satu keluarkan Rusia dari G20. Kalau enggak, (Indonesia) harus undang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy," imbuh mantan anggota Tim Panel Ekonomi PBB.

Sejatinya, menurut Rizal Ramli, dalam menghadapi polemik, Jokowi mencontoh sikap politik founding father yang juga Presiden RI ke-1, Soekarno, yang tidak mau terjebak pada konflik Blok Barat dengan Blok Timur.

"Ketika ada persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur yang memunculkan ketegangan di beberapa negara, Soekarno dan empat pemimpin negara dari Mesir, Ghana, Yugoslavia, serta India langsung mengambil inisiatif mendirikan Gerakan Non Blok. Tujuannya ada dua, yakni, ke dalam yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial, dan politik yang jauh tertinggal dari negara maju. Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur menuju perdamaian dan keamanan dunia. Nah, sekarang tinggal bagaimana Pak Jokowi mengambil sikap? Karena ini ujian bagi kepemimpinan Pak Jokowi di mata dunia internasional," kata Rizal Ramli.

Joe Biden meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20. Topik ini mencuat selama pertemuan Biden dengan para pemimpin dunia di Brussel, Belgia pada Kamis.

"Jawaban saya adalah iya, tergantung G20," jawab Biden ketika ditanya apakah Rusia harus dikeluarkan dari kelompok negara perekonomian terbesar itu, dilansir Reuters, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga: Dicap Kriminal Perang dan Diktator, Dubes Ukraina: Kehadiran Putin di G20 Bisa Hina Indonesia

Biden menambahkan apabila negara-negara seperti Indonesia dan lainnya tidak sepakat untuk mengeluarkan Rusia, lalu menurutnya, Ukraina harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan tersebut.

KTT G20 tahun ini akan berlangsung di Indonesia pada Oktober mendatang. Presiden Rusia Vladimir Putin akan menghadiri pertemuan para pemimpin dunia ini, walaupun sejumlah negara mendesak Rusia dikeluarkan dari G20.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI