Mahasiswa Ancam Demo Besaran-besaran, Jika Wacana Penundaan Pemilu Dilakukan

Senin, 28 Maret 2022 | 18:53 WIB
Mahasiswa Ancam Demo Besaran-besaran, Jika Wacana Penundaan Pemilu Dilakukan
Delpedro Marhaen Rismansah dari Blok Politik Pelajar (BPP) mewakili 36 kelompok mahasiswa di Tugu 12 Mei Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakbar pada Senin (28/3/2022) menyampaikan seruan penolakan penundaan Pemilu 2024. [Suara.com/Yaumal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 36 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan berbagai kelompok mahasiswa mengancam unjuk rasa besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia, jika pemerintah tetap menunda pemilihan umum (Pemilu) pada 2024 nanti.

Hal itu disampaikan, Perwakilan Blok Politik Pelajar (BPP) Delpedro Marhaen Rismansah yang mewakili 36 kelompok mahasiswa di Tugu 12 Mei Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Senin (28/3/2022).  

“Dalam waktu dekat ini, mahasiswa Jakarta akan bergolak menentang wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. Kami menyerukan kepada mahasiswa di daerah lain untuk segera membentuk konsolidasi melakukan perlawanan semesta terhadap upaya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden,” kata Pedro. 

Kata dia, rencana itu dilakukan sebelum Ramadhan, karenanya  pemerintah diminta satu suara untuk tegas mengeluarkan pernyataan secara resmi menolak penundaan pemilu. 

Baca Juga: Kecewa Hanya Ditemui Perwakilan KSP, BEM SI: Jokowi Enggan Temui Rakyatnya

Mereka menilai, wacana penundaan Pemilu telah melangkahi konstitusi. Terlebih menurut mereka, tidak ada satu pun koreksi konstitusional yang dilakukan lembaga kekuasaan lain kepada pemerintah. 

“Oleh karena itu, biarkanlah kita yang mengarahkan kepalan tangan kepada mereka yang dengan sadar melangkahi konstitusi. Akibat mampetnya saluran koreksi tersebut, maka niscaya yang terjadi meledaknya kemarahan mahasiswa di jalanan, mulai dari Malang, Medan sampai Mamuju. Dan itu baru permulaan saja,” kata Pedro. 

Pedro mengatakan, pemilu merupakan soal politik, namun bukan berarti tidak dapat dikaitkan dengan moral. Wacana penundaan pemilu oleh para elite politik menunjukkan watak dari keserakahan. 

“Problem utama dari situasi yang makin memburuk saat ini adalah rezim yang bebal, culas, dan tamak. Bila pemilu 2024 ditunda, atau pun masa jabatan presiden diperpanjang maka akan terjadi presiden dituduh sebagai pelanggar UUD 1945. Lantas, ia akan kehilangan legitimasi dan kondisi semakin menjadi buruk. Saatnya kita bikin perhitungan,” tegas Pedro.

Untuk diketahui, 36 kelompok mahasiswa yang mengancam penundaan pemilu di antaranya BEM Triksakti, BEM Universitas Indonesia (UI), BEM FH Universitas Esa Unggul, BEM KM IPB, BEM UPN VETERAN JAKARTA dan Blok Politik Pelajar.  

Baca Juga: Geruduk Istana, BEM SI Desak Pemerintah Stabilkan Bahan Pokok hingga Tolak Penundaan Pemilu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI