Suara.com - Organisasi Saving Ukraina Cultural Heritage Online (SUCHO) berusaha mendokumentasikan warisan dan kekayaan budaya Ukraina secara digital dan mengamankan datanya. Juga di tengah perang yang berkobar.
Selama empat minggu Ukraina mengalami pemboman. Rumah-rumah, sekolah dan rumah sakit telah dihancurkan, dan banyak orang telah terbunuh.
Warisan budaya negara itu juga juga tidak luput dari serangan Rusia. Beberapa institusi budaya penting telah hancur, antara lain Teater Drama Donetsk di Mariupol, sementara biara gua Sviatohirsk — yang dibangun tahun 1526 — rusak parah oleh tembakan Rusia.
Warga Ukraina berusaha menyelamatkan warisan budaya mereka, antara lain dengan menutupi patung-patung dengan karung pasir, atau menyimpannya di bunker.
Organisasi relawanSaving Ukraina Cultural Heritage Online (SUCHO) berusaha menyelamatkan warisan budaya itu secara online.
Salah satu penggagasnya adalah sejarawan digital Sebastian Majstorovic, yang tinggal di Wina, Austria.
"Melalui latar belakang saya, bisa dibilang saya memang punya antena untuk masalah-masalah seperti ini," kata Sebastian Majstorovic kepada DW.
Saat ini dia bekerja di Austrian Centre for Digital Humanities and Cultural Heritage, Wina.
Digitalisasi warisan dan barang budaya
Baca Juga: Perang Ukraina: Penghuni Bonbin Terperangkap, Hewan Stres Bahkan Bunuh Diri
Tiga minggu lalu, Sebastian Majstorovic mendirikan SUCHO dengan dua orang yang punya pemikiran serupa.