Suara.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat siap untuk terus mengawal bantuan yang diserahkan oleh Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini kepada warga di sana. Ini dilakukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan efektiif untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Bupati Asmat, Elisa Kambu menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Risma yang telah bersedia hadir dan menyapa warga di kawasan terpencil yakni Kampung Amagais dan Erosaman sebanyak dua kali.
"Bantuan yang ada ini bisa mendorong perbaikan kehidupan masyarakat," tutur Elisa.
Untuk memastikan hal tersebut, Pemkab Asmat akan mengoptimalkan peran tiga jalur, yakni pemkab, para tokoh agama, dan tokoh adat.
Baca Juga: Warganet Bandingkan Rara Pawang Hujan dengan Mensos Risma: Harusnya Mbak Rara Duet Sama Bu Risma
"Tiga pihak ini seperti satu tungku tiga batu. Jadi pemerintah, gereja dan masjid, juga tokoh adat harus bersinergi," kata Elisa (27/3/2022).
Istilah "satu tungku tiga batu" lebih dikenal di Fakfak, Papua Barat untuk menunjukkan toleransi beragama. Elisa menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan peran penting ketiga pihak mendorong perubahan di Asmat.
Elisa menyatakan, untuk merubah Papua perlu memperkuat kualitas pendidikan.
"Kalau saudara kita dari suku tertentu dikasih kapal mereka bisa berlayar mencari ikan. Saudara kita lainnya dikasih cangkul bisa bercocok tanam. Kalau Papua harus melalui pendidikan," katanya.
Maka ia bersyukur, bantuan dari Kemensos telah menyentuh aspek pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Papua. Salah satu bantuan Risma di Erosaman adalah pembangunan community center. Di sini, Risma menyiapkan berbagai fasilitas pendukung untuk memperkuat pembangunan SDM seperti sambungan internet, listrik, televisi, berbagai judul buku dan juga tenaga pengajar yang akan datang secara berkala.
Baca Juga: Anggota DPRD Sebut Pemprov Sumbar Lamban Salurkan Dana untuk Korban Gempa Pasaman Barat
Di Kabupaten Sarmi, Risma juga menyiapkan community center sebagai pusat aktifitas belajar dan memperkuat edukasi serta pengetahuan warga.
Upaya tersebut merupakan respon kebutuhan warga di tiga daerah yang dikunjungi Risma di Papua. Di Erosaman, dalam kesempatan bertemu dan berdialog dengan masyarakat, mereka menyampaikan keinginan untuk mengenyam pendidikan. Mereka menyatakan ingin guru hadir di tempat mereka tinggal.
Risma menyatakan, di era sekarang, guru tidak harus datang ke lokasi belajar.
“Tidak harus ada pertemuan langsung dengan guru. Nanti di sini saya pasang televisi ya. Nanti dikasih sambungan internet. Jadi guru bisa mengajar anak-anak di sini dari jarak jauh. Nanti saya juga ngajar ya dari Jakarta,” kata Risma saat menyapa warga di Erosaman.
Secara umum, kunjungan Risma selama tiga hari di Papua adalah untuk monitoring terhadap bantuan yang sudah diberikan kepada berbagai pihak. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan lain yang masih dibutuhkan warga.