Suara.com - Momen saat petani tomat membuang tomat-tomatnya di sepanjang jalan telah menjadi viral di media sosial. Diduga hal itu karena harga tomat yang anjlok.
Seperti yang terlihat dalam unggahan akun Instagram @terangmedia, Sabtu (26/3/2022), petani tomat itu membuang ratusan tomat hasil panennya di pinggir jalan.
"Anjloknya harga tomat membuat petani kesulitan untuk menjual hasil tomatnya sesuai harga yang diinginkan (seperti dulu)," tulis keterangan akun @terangmedia dikutip Suara.com, Minggu (27/3/2022).
Petani tomat yang diduga merugi akibat harga tomat yang anjlok ini tidak sekadar membuang tomat hasil panennya.
Petani ini membuang ratusan tomat hasil panennya rupa-rupanya untuk menggelar lapaknya di pinggir jalan agar tomatnya bisa terjual.
Hal itu dialami oleh petani tomat di Desa Sebarus, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Lampung.
Ia menggelar lapak ratusan tomatnya di pinggir jalan sementara para warga bisa membayar seikhlasnya tanpa patokan harga.
"Mereka menjual tomatnya dengan harga seikhlasnya, bahkan ada sebagian yang diberikan secara cuma-cuma," lanjut keterangan.
Dalam video, salah seorang warga merekam saat para warga mendatangi lapaknya di pinggir jalan.
Baca Juga: Minyak Goreng Curah Menghilang di Pasar Tradisional Tebing Tinggi
"Pasar sore bu. Mari merapat mari merapat. Ayo merapat, tomat tomat, merah merah," ucap ibu-ibu yang berada di lapak.
Para warga berdatangan untuk mengambil tomat-tomat yang dibuang oleh petani di sepanjang jalan.
Tomat yang dibuang oleh petani ini terlihat masih segar sehingga para warga berdatangan untuk mengambil tomat itu.
Bahkan, ada warga yang membawa karung untuk mengangkut tomat yang sengaja dibuang petani tersebut.
Sontak, video yang memperlihatkan petani membuang tomat di sepanjang jalan itu lantas menuai perhatian warganet.
"Harusnya penanaman bergilir. Jangan srmua 1 jenis tanaman. Jadi ada rotasi dan tidak kelebihan stock," tulis salah seorang warganet di kolom komentar.
"Gimana ini pemerintah ga bisa sejahterakan petani,kok gini amat ya, pemerintahnya lagi sibuk pindah ibukota," ujar warganet.
"Begini lebih bagus daripada di buang ke sungai," komentar warganet.
"Sangat disayangkan bagi para petani. Harga panen anjlok sedangkan pupuk mahal," tulis warganet.
"Mesti diajarin cara pengelolaan panen, jadi kalau panen melimpah gak dibuang kayak gini. Harga anjlok kan karena stock melimpah," imbuh yang lain.