Suara.com - Para pejabat pemerintah Ekuador pada hari Sabtu (26/3) mengatakan, musim hujan yang luar biasa panjang, intens dan menghancurkan di negara itu telah menewaskan 52 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Selain itu, dikutip Layanan Manajemen Risiko Nasional, AFP yang dilansir VOA melaporkan, lebih dari 27.000 orang terdampak banjir, tanah longsor dan runtuhnya bangunan selama enam bulan terakhir.
Badan itu menyebutkan setiap satu dari 24 provinsi Ekuador terkena dampaknya, kecuali Kepulauan Galapagos, yang terletak 1.000 kilometer di lepas pantai.
Dikatakan curah hujan yang sangat tinggi dan berkepanjangan telah merusak atau menghancurkan lebih dari 5.400 hektar lahan pertanian, serta 6.240 rumah, sekolah atau klinik kesehatan.
Banjir dan tanah longsor pada 31 Januari lalu di Ibu Kota Quito, yang disebabkan oleh curah hujan paling deras dalam dua dekade, menyebabkan 28 orang tewas dan 52 lainnya luka-luka.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan risiko hujan lebat di seluruh dunia karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air.