Gunung Anak Krakatau erupsi dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 1.000 meter pada Kamis (24/3/2022). Dalam sehari, gunung yang terletak di Pulau Rakata, Selat Sunda yang memisahkan Jawa dan Sumatera ini mengalami beberapa kali erupsi. Simak berikut sejarah Gunung Anak Krakatau.
Gunung Anak Krakatau merupakan kaldera atau kawah gunung berapi yang terjadi karena ledakan atau runtuhnya bagian puncak gunung berapi, kejadian ini terjadi akibat letusan yang sangat besar dari Gunung Krakatau pada abad ke-19. Seperti apa sejarah Gunung Anak Krakatau?
Sejarah Gunung Anak Krakatau
Mengupas sejarahnya, awal mula adanya Gunung Krakatau berawal ketika erupsi Gunung Krakatau pada 1883. Hasil dari letusan tersebut menciptakan kaldera pada bawah laut yang kelak akan membentuk gunung sampai muncul ke permukaan laut.
Baca Juga: Sempat Erupsi Belasan Kali, Begini Kondisi Gunung Anak Krakatau Hari Ini
Pada abad ke-5 Masehi, Gunung Batuwara mengalami erupsi hebat dan mengakibatkan tsunami besar. Sebagian tanah ambles hingga menciptakan Selat Sunda, serta membagi sebagian Pulau Jawa dan melahirkan Pulau Sumatera. Beberapa ahli pada saat itu menyimpulkan bahwa Gunung Batuwara, yang telah tertuliskan pada naskah kuno Jawa, merupakan Gunung Krakatau Purba.
Diketahui letusan tersebut mengakibatkan Gunung Krakatau Purba hancur dengan menghasilkan kaldera pada bawah laut. Pada tepi kawahnya terbentuk tiga pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjang (Pulau Rakata Kecil), dan terakhhir Pulau Sertung.
Karena adanya dorongan vulkanik dari dalam perut bumi Pulau Rakata, salah satu pulau hasil dari letusan Gunung Krakatau Purba yang terjadi pada abad ke-5 Masehi, membentuk gunung baru yang terbuat dari batuan basaltic. Saat proses ini, tercipta dua gunung lain pada kawah yang sama, yaitu Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan.
Diketahui, pada masa prasejarah, ahli geologi telah memperkirakan bahwa di masa purba, ada gunung yang sangat besar di Selat Sunda. Gunung tersebut kemudian meletus dengan dahsyat sehingga menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba. Gunung tersebut meletus pada tahun 416 Masehi dan mengakibatkan dua pertiga bagian gunung tersebut hancur.
Letusan dari gunung api tersebut menyisakan tiga pulau kecil yang diberi nama Pulau Sertung, Pulau Rakata atau Krakatau besar, dan Pulau Panjang atau Krakatau kecil. Adanya pertumbuhan lava yang terjadi dalam kaldera Rakata ini kemudian membentuk dua pulau vulkanik yaitu Danan dan Perbuatan.
Baca Juga: Apa Itu Gerakan Earth Hour yang Dilakukan Setiap Tanggal 26 Maret Malam? Ini Sejarahnya
Lebih lanjut Gunung Danan dan Gunung Perbuatan tersebut menyatu menjadi satu pulau dengan Pulau Rakata tempat Gunung Rakata berdiri. Persatuan dari gunung api inilah yang kemudian disebut Gunung Krakatau.
Demikian sejarah Gunung Anak Krakatau yang terlahir dari letusan dahsyat Gunung Krakatau Purba.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa