Dato lahir di Surabaya pada tahun 1952, ia terlahir dari keluarga yang rata-rata warganya tergolong tidak mampu. Dato dibesarkan oleh ayah dan ibunya yang menghidupi keluarga dari penghasilan menjadi seorang tukang becak. Dato sendiri merupakan alumni dari SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya dan lulus pada tahun 1971.
Dato Tahir diketahui sempat putus pendidikan ketika duduk di bangku kuliah karena ayahnya yang mengalami sakit keras pada saat itu, namun berkat kemauannya yang tinggi, Dato mendapatkan beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University Singapura. Ia menjalani masa-masa kuliahnya sembari berbisnis, yaitu dengan mencari produk Singapura setiap bulannya untuk kemudian dijual di Surabaya.
Dari bisnis kecilnya tersebut, Dato mendapatkan ide untuk kapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolahnya. Di umurnya yang menginjak 35 tahun, Dato kembali bersekolah dan menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, California, Amerika Serikat.
Pada bulan Mei tahun 2010, Dato Sri Tahir menerima gelar Dato dari Sultan Pahang, gelar tersebut diberikan atas kontribusinya dalam masyarakat dan telah ikut serta untuk menyelesaikan konflik antar perusahaan. Selain itu, Dato Tahir juga menerima gelar profesor dari Lingnan College, Sun Yat-Sen University untuk periode Oktober 2011 hingga Septrember 2014.
Tidak hanya itu, Dato Tahir juga mendapatkan sebuah penghargaan Chancellor’s Citation dari University if California, Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 2011 atas kepemimpinan dalam bisnis dan pengabdiannya dalam kegiatan filantropi dan pelayanan kepada masyarakat. Ia juga menjadi orang Asia pertama yang menjadi anggota Wali Amanat University of California (UC), Berkeley, AS.
Di tahun yang sama, Dato Tahir juga menerima penghargaan Entrepreneur of the Year 2011 dari Ernst & Young dan penghargaan di bidang pendidikan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew (2011). Pada tahun 2016, ia kembali memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada dan ditetapkan menjadi anggota Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada pada tahun 2017.
Berbagai prestasi, penghormatan, dan penghargaan ia dapat, tetapi meskipun demikian, Tahir mengaku bahwa dirinya lebih nyaman jika bersama orang-orang miskin. Dalam mengatasi rasa tak percaya dirinya tersebut, Dato Tahir banyak membantu orang-orang yang membutuhkan.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: Daftar Kekayaan Dato Tahir, Ayah Grace Tahir yang Jadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia