Suara.com - Harga minyak mentah dunia terus melonjak naik hingga mencapai USD 119,24 per barel atau naik sekitar 0,18 persen dari hari sebelumnya. Kenaikan harga minyak mentah dunia tersebut dikhawatirkan pengamat penerbangan Alvin Lie akan mempengaruhi harga tiket pesawat maupun kereta api.
"Kalau tiket pesawat, tiket kereta saya khawatir ini justru naik. Karena saat ini harga minyak dunia ini naik luar biasa," kata Alvin dalam diskusi virtual bertajuk Mudik, Booster dan Masker pada Sabtu (26/3/2022).
Menurut Alvin untuk saat ini harga bahan bakar pesawat atau avtur saja sudah naik sekitar 30 persen. Kondisi serupa juga terjadi pada bahan bakar diesel yang digunakan untuk kereta api.
"Kereta ini juga pakai diesel, diesel ini juga harganya sudah naik sekitar 40 persen. Kalau ndak naik saja sudah bagus ini," ucapnya.
Sebelumnya, harga minyak bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Secara mingguan, harga minyak jatuh dalam 2 pekan beruntun meskipun mampu bertahan di level USD100 per barel seiring pekan perdagangan yang bergejolak.
Pasar tidak menemukan pengganti minyak Rusia secara mudah yang ditandai dengan suplai ketat.
Melansir CNBC, Senin (21/3), minyak mentah berjangka Brent naik 1,21 persen atau USD1,29 ke harga USD107,93 per barel, setelah melonjak hampir 9 persen pada hari Kamis dalam persentase kenaikan terbesar sejak pertengahan 2020.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melaju naik 1,67 persen atau USD1,72 pada harga USD104,70 per barel, menambah lonjakan 8 persen pada hari Kamis.
Kedua patokan harga minyak tersebut mengakhiri minggu ini turun lebih dari 5 persen. Harga mencapai level tertinggi dalam 14 tahun terakhir hampir dua minggu lalu, mendorong aksi ambil untung sejak saat itu.
Baca Juga: Kementerian ESDM Prediksi Harga Keekonomian Pertamax Bisa Tembus Rp 16.000 di April
Krisis pasokan dari para pedagang yang menghindari barel Rusia, pembicaraan nuklir yang tersendat-sendat dengan Iran, berkurangnya stok minyak dan kekhawatiran tentang lonjakan kasus covid-19 di China telah memukul permintaan. Gabungan faktor tersebut telah menghasilkan rollercoaster untuk harga minyak mentah.