Fortifikasi oleh Cina mencakup pembangunan infrastruktur utama seperti jalan dan pangkalan milter, termasuk sebuah jembatan yang menghubungkan benteng pertahanan di kedua tepi danau.
Secara resmi, India dan Pakistan sepakat mengurangi jumlah serdadu di wilayah yang diperebutkan. Pasukan dikabarkan sudah ditarik mundur dari bantaran utara dan selatan Danau Pangong Tso, Lembah Galwan dan Lembah Gogra.
Pengurangan pasukan merupakan hasil 15 putaran negosiasi antara petinggi militer kedua negara sejak 2020. Provokasi konflik Kashmir Misi Menlu Cina, Wang Yi, untuk meredakan konflik di Aksai Chin tidak menjadi lebih mudah dengan pidato kontroversialnya dalam pertemuan Organisasi Konferensi Islam di Islamabad, Pakistan, Selasa (22/3).
Saat itu dia menegaskan sikap Beijing mendukung Pakistan dalam isu Kashmir.
"Kami sekali lagi mendengar imbauan oleh banyak teman dari dunia Islam. Cina berbagi aspirasi yang sama,” kata dia.
Islamabad menuduh India menduduki Jammu & Kashmir secara illegal, serta melakukan beragam pelanggaran HAM terhadap penduduk setempat. Buntutnya India melayangkan protes dan menolak "intervensi” asing terhadap isu dalam negerinya.
"Negara-negara lain, termasuk Cina, tidak punya hak untuk berkomentar,” kata juru bicara Kemenlu, Arindam Bagchi, Rabu (23/3).
Pernyataan Wang Yi dikhawatirkan menambah pelik situasi di Aksai Chin, yang hanya berjarak 200 km dari Line of Control (LoC) yang memisahkan India dan Pakistan di Kashmir.
Kedua narasumber Reuters yang hadir dalam pertemuan dengan Wang Yi mengatakan, penasehat keamanan nasional India, Doval, mendesak Cina menarik mundur pasukannya dari perbatasan.
Baca Juga: Cina dan Arab Saudi, Dua Sekutu Baru?
"Berlanjutnya situasi saat ini tidak termasuk kepentingan kita bersama” kata dia. "Perdamaian dan ketenangan sebaliknya akan bisa membantu membangun rasa saling percaya dan menciptakan iklim yang memungkinkan kemajuan dalam relasi antara kedua negara,” imbuh Doval. rzn/as (rtr/ap)