Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dibuat kesal dengan Tesla. Ia menyebut perusahaan milik Elon Musk itu terlalu mendikte Indonesia soal kerja sama mereka.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Luhut menegaskan Tesla harus memenuhi syarat darinya jika berniat untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini diucapkan setelah produsen mobil listrik asal AS itu menyampaikan minat untuk kembali masuk ke Indonesia.
Sebelumnya, Tesla juga sudah menyatakan minat akan melakukan investasi di Indonesia, namun batal. Kini, Tesla kembali menghubungi Indonesia untuk membuat kesepakatan.
"Tadi pagi, saya ditelepon dari Amerika, Tesla bilang dia mau bikin deal sama kita," katanya dalam acara Closing Ceremony Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 yang ditayangkan secara daring dari Bali, Kamis (24/3/2022).
Baca Juga: Cerita Luhut Sanggah Omongan Bos Tesla Elon Musk yang Terlalu Mendikte
Luhut lantas mengingatkan bahwa dua tahun lalu, Tesla pernah menyampaikan minat untuk mengembangkan baterai lithium di Indonesia. Sayang, rencana itu batal karena perusahaan Elon Musk itu dinilai terlalu banyak mendikte.
Dalam kesempatan ini, Luhut turut menyemprot Tesla untuk tidak menyepelekan Indonesia. Ia mengingatkan Tesla harus tunduk pada aturan Indonesia jika ingin berinvestasi di sini.
"Saya bilang, 'Hey Anda itu dua tahun yang lalu sudah telepon saya mau bikin lithium baterai'. Anda semua mau mendikte, saya bilang, 'Hey you cannot do this. Today is different. Kita harus sama'," cerita Luhut.
"Saya bilang, 'Kamu nggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic! This country is a great country!" tandasnya.
Sebagai informasi, Indonesia sudah memiliki kesepakatan bisnis dengan perusahaan baterai kendaraan listrik asal China dan Korea Selatan, yaitu CATL dan LG. Keduanya diklaim memegang hampir 55 persen pasar baterai lithium dunia.
Kerja sama dengan kedua perusahaan itu diyakini akan membuat Indonesia menjadi pemain global baterai lithium. Terlebih pada 2024, Indonesia ditargetkan akan mulai memproduksi lithium baterai.
Luhut mengingatkan jika Tesla ingin masuk, maka perusahaan itu harus menuruti syarat yang diberikan oleh pemerintah Indonesia. Hal itu, lanjut Luhut, juga diterapkannya kepada investor lain, termasuk China.
Sejumlah syarat yang diminta pemerintah Indonesia kepada investor asing diantaranya transfer teknologi, khusunya teknologi yang ramah lingkungan. Selain itu, investor asing wajib mendidik tenaga kerja lokal, serta memberikan nilai tambah.
"Saya nggak mau kalau datang deal, jangan kau (Tesla) yang bikin syarat ke kami. Saya yang bikin syarat ke kamu karena itu yang saya lakukan kepada Tiongkok. Tidak pernah Tiongkok kasih syarat ke saya, saya (yang) kasih syarat," tegas Luhut.
"Kau mau nggak kalau kita harus B to B? Harus teknologi transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan. Dia bilang mampu, (jadi), oke deal," pungkasnya.