Harga Minyak Goreng Capai Rp50 Ribu di Pasar Kramat Jati, Sudah Mahal Langka Lagi! Pedagang - Pembeli Kompak Mengeluh

Kamis, 24 Maret 2022 | 21:02 WIB
Harga Minyak Goreng Capai Rp50 Ribu di Pasar Kramat Jati, Sudah Mahal Langka Lagi! Pedagang - Pembeli Kompak Mengeluh
Harga minyak goreng kemasan 2 liter di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mencapai Rp50 ribu. (Suara.com/Yaumal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak goreng kemasan 2 liter di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mencapai Rp50 ribu. Meski harganya melambung tinggi, namun barangnya masih langka.

Sementara minyak goreng curah menghilang dari pasaran. Sejumlah pedagang bahkan memilih tidak menjual minyak goreng lagi karena harus mengeluarkan modal yang lebih banyak.

Ica salah satu pedagang sembako mengatakan harga pasaran minyak goreng kemasan di Pasar Induk Kramat Jati berada di kisaran Rp45 ribu harga Rp50 ribu, tergantung mereknya.

Ketersediannya juga menurutnya sangat terbatas, karena setiap produsen menjatah, setiap tokoh hanya diberi dua sampai tiga dus. Setiap dusnya berisi enam kemasan minyak goreng ukuran dua liter.

Baca Juga: Pengamat: Pemerintah Gagal Keluarkan Kebijakan Ideal untuk Minyak Goreng

“Terakhirnya harganya kalau yang curah Rp22 ribu satu kilogram-nya,” ujar Ica kepada Suara.com pada Kamis (24/3/2022).

Wiwin pedagang sembako lainnya, juga mengeluhkan hal yang sama. Dia sebenarnya tidak masalah dengan harga yang mahal, namun yang terpenting barangnya tersedia. Walaupun di sisi lain, hal tersebut tentunya akan memberatkan pelanggannya.

“Dulu kan dua liter hanya Rp25 ribuan, sekarang sudah dua kali lipat. Jadi pembeli itu mana mungkin hanya buat minyak goreng saja, harus dibagi sama kebutuhan yang lain jugakan. Palingan orang jadi belinya setengah, yang biasa dua liter jadi siliter,” kata Wiwin.

Sementara itu, pedagang lain Ita memilih sudah tidak lagi berjualan minyak goreng sejak harga melambung tinggi. Dia mengaku terkendala di modal.

Sebelumnya setiap satu dus berisi 6 kemasan ukuran dua liter berada di kisaran harga Rp165 ribu, namun sekarang menurutnya hampir mencapai dua kali lipat, yakni sekitar Rp 250 ribu.

“Belum buat modal yang lain, jadi mau enggak mau yasudah-lah enggak usah jualan minyak dulu. Biasa modalnya hanya Rp165 ribu perdus sekarang lebih dari itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Minyak Goreng Curah di Boyolali Langka, Harganya Rp20 Ribu Per Liter

Sementara itu, untuk minyak goreng curah di Pasar Induk Kramat Jati dari tiga pedagang yang Suara.com temui, semuanya kompak mengatakan barang tersebut tidak tersedia. Terkahir kata mereka harga satu kilogram mencapai Rp22 ribu, melampaui harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000.

Melambungnya harga minyak goreng tentu sangat berdampak bagi masyarakat. Wati (30), seorang ibu rumah tangga mengaku tidak ada pilihan lain baginya, kecuali harus membeli meski harganya mahal.

“Mau bagaimana lagi, ya kali ikan asin saya rebus. Kan enggak mungkin,” ujarnya.

Untuk dapat menghemat pengeluaran, dia mengaku harus mengurangi penggunaan minyak goreng. Biasa dalam seminggu dia menghabiskan minyak goreng satu liter, mengingat satu keluarganya berjumlah lima orang.

“Sekarang harus diirit biar cukup. Kan harus beli kebutuhan lain juga. Bukan hanya minyak goreng doangkan,” kata dia.

Sedangkan Ira seorang pedagang makanan, juga tak punya pilihan lain. Mau tidak mau dia harus tetap membeli, apalagi kebanyak makanan seperti ayam yang dia jual harus digoreng. Dia pun memilih tidak menaikkan harga dagangannya, khawatir dengan pelanggannya enggan membeli.

“Ya palingan untungnya berkurang,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI