Faktor-faktor inilah yang membuat Kinzhal atau rudal hipersonik lainnya sangat sulit dilacak oleh radar sistem pertahanan.
Trayektori lintasan rendah
Juga lintasan trayektorinya yang relatif rendah dibanding rudal konvensional, makin menyulitkan pelacakan radar pertahanan.
Lintasannya disebut trayektori balistik pada atmosfer rendah. Dengan begitu, saat sistem pertahanan rudal berbasis radar berhasil melacaknya, rudal ini sudah sangat dekat ke target serangan dan sangat terlambat untuk mencegat atau menangkal serangan.
Keunggulan lainnya dari rudal hipersonik adalah kemampuan untuk mengubah arah di tengah-tengah lintasan tembakan.
Bagaimana daya jelajahnya?
Peluru kendali hipersonik bisa ditembakkan dari berbagai matra, baik dari udara, laut, atau darat.
Artinya, rudal hipersonik bisa ditembakkan dari peluncur mobil di darat, kapal induk atau kapal selam di laut dan tentu saja dari udara.
Rudal Kinzhal yang ditembakkan Rusia ke Ukraina diperkirakan diluncurkan dari jet tempur MiG-31.
Baca Juga: Disebut Gunakan Rudal Hipersonik Serang Ukraina, Rusia Mengaku Itu Perdana
Rudal tipe Kinzhal bisa mencapai target pada jarak hingga 2.000 kilometer. Rusia juga memiliki rudal hipersonik tipe lainnya, seperti Zircon yang disebut mampu meluncur pada kecepatan Mach 7 hingga jarak 1.500 kilometer, dan bisa dipasangi hulu ledak nuklir.