Suara.com - Eko Kunthadi, pegiat media sosial curiga ada gejala penisphobia di balik demo besar PA 212 Jumat besok di Jakarta. Istilah itu dibuat sendiri oleh Eko Kuntadhi.
Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan beberapa ormas Islam yang berencana menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Bela Islam 2503” untuk menuntut penangkapan penista agama. Salah satu yang diprotes adalah Menteri Agama Gus Yaqut.
Eko Kuntadhi menyindir sikap PA 212 sering mempermasalahkan penistaan agama.
“Dikit dikit, penistaan. Dikit dikit penistaan. Inikah yang disebut penisphobia?” kata Eko Kuntadhi melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu, 23 Maret 2022.
Baca Juga: Bela Menag yang Mau Didemo PA 212, Abu Janda: Dia Bukan Muslim Kaleng-kaleng
PA 212 akan demo besar Aksi Bela Islam Jumat 25 Maret 2022 pekan ini. Dalam demo itu, PA 212 ingin penjarakan Menteri Agama Gus Yaqut dan Abu Janda. Demo akan digelar di depan Istana Merdeka.
PA 212 dalam aksi bela Islam itu juga ingin bersihkan Istana Kepresidenan Indonesia dari para Buzzer. Buzzer ini dituding sering hina Islam.
Aksi bela Islam ini bertajuk "Bela Islam 2503".
Sebelumnya, PA 212 juga telah menggelar aksi serupa dengan tuntutan turunkan Menag Yaqut dari jabatan Menag serta penjarakan Yaqut karena dinilai telah melakukan penistaan agama Islam.
Aksi Bela Islam ini merupakan buntut dari pernyataan-pernyataan yang menodai Islam sehingga banyak pihak yang keberatan.
Baca Juga: Benarkah Menteri Agama Membenci Arab Sehingga Logo Halal Kaligrafi Diganti Gunungan Wayang?
Dengan melakukan demonstrasi, maka itu adalah salah satu bentuk protes terhadap para penista agama dan penghina ulama.
“Tangkap dan penjarakan penista Agama Yaqut, Saifuddin, Abu Janda dan lainnya. Bersihkan Istana dari buzzer penghina agama dan ulama”, kata Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, Rabu pagi.
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama melaporkan Saifuddin Ibrahim ke Berskrim Polri.
Laporan ini merupakan buntut dari permyataan Saiffuddin yang meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat dalam Al Quran yang menurutnya mengandung paham radikal.
PA 212 juga telah lebih dulu melaporkan Menag Yaqut ke Bareskrim Polri dan mengecam keras pernyataan Menag Yaqut yang membandingkan suara adzan dengan suara anjing. Rencana aksi ini beredar luas di media sosial yang berbentung sebuah poster dengan seruan aksi bela Islam.
Slamet mengklaim aksi bela Islam ini akan dihadiri ribuan orang dengan visi yang sama yakni membasmi para penista Agama dan penghina Ulama.
Slamet juga menghimbau calon peserta aksi untuk tetap mematuhi protocol kesehatan di tengah pandemic covid-19 ini.