Harga Minyak Goreng Belum Beres, Sekarang Kedelai Mahal Berdampak ke Tempe

Kamis, 24 Maret 2022 | 11:19 WIB
Harga Minyak Goreng Belum Beres, Sekarang Kedelai Mahal Berdampak ke Tempe
Pekerja memproduksi tahu dan tempe berbahan dasar kedelai di kawasan Duren Tiga Raya, Jakarta selatan, Jumat (18/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga kedelai mahal hingga produksi tempe berkurang. Bahkan pedagang pun mulai mengurangi produksi.

Hal itu terjadi pada Perajin tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. 

Mereka mulai mengurangi produksi menyusul mahalnya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama untuk membuat tempe, sedangkan permintaan di pasaran juga lesu.

"Sejak ada kenaikan harga jual kedelai impor, saya memang sempat bertahan untuk tetap produksi hingga 2 kuintal kedelai per hari. Akan tetapi, ternyata harganya terus naik hingga saat ini mencapai Rp12.000 per kilogram, akhirnya saya kurangi produksi," kata Suwarti, salah satu perajin tempe asal Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Kamis.

Baca Juga: Viral Ibu-ibu Nekat Curi Minyak Goreng di Minimarket, Aksinya Terekam CCTV

Penggunaan bahan baku kedelai dikurangi menjadi 1,5 kuintal per harinya, menyusul terjadi tren penurunan permintaan tempe di pasaran.

Ia mencontohkan salah satu pelanggannya yang merupakan pedagang gorengan yang biasanya berbelanja 100 potong tempe ukuran kecil, sekarang hanya separuhnya. 

Selain terjadi kenaikan harga jual tempe, kata dia, kenaikan harga minyak goreng dan ketersediaan di pasaran juga turut mempengaruhi keputusannya mengurangi pembelian tempe.

Harga jual tempe mulai dinaikkan sejak tiga hari terakhir, dari sebelumnya untuk tempe ukuran kecil dijual Rp2.000, kini dinaikkan menjadi Rp2.500 per buah. 

Sedangkan ukuran besar yang awalnya Rp15.000, kini naik menjadi Rp17.000.

Baca Juga: Terpopuler: Diskon Minyak Goreng, Potret Orang Kaya Banget Makan di Warung Biasa

Sebelumnya, kata dia, harga masih tetap sama, namun ukurannya diperkecil. Akan tetapi semakin tingginya harga jual kedelai akhirnya harga dinaikkan dengan ukuran yang sudah diperkecil.

Siti Aminah, pedagang tahu di Pasar Bitingan juga mengakui hal yang sama bahwa harga jual tahu juga dinaikkan dari sebelumnya Rp7.000 per 10 buah, kini naik menjadi Rp8.000. 

"Kenaikan tersebut menyesuaikan harga kulakan karena per papan tahu kini dinaikkan Rp5.000 menjadi Rp33.000 per papan. Sedangkan setiap papan berisi 147 potong tahu," ujarnya.

Sementara itu Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf membenarkan bahwa harga jual kedelai impor saat ini bertahan Rp12.000 per kg.

Harga jual kedelai impor sebesar itu, kata dia, mengalami kenaikan sejak pertengahan Maret 2022 hingga sekarang belum juga turun. 

Sedangkan stok kedelai untuk merek tertentu mulai tersendat pasokannya, sementara kualitas biasa masih tersedia. 

Stok kedelai impor di gudang masih tersedia sebanyak 45 ton, sedangkan permintaan berkisar 15 ton hingga 20 ton per harinya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI