Suara.com - Pemimpin Rusia Vladimir Putin sudah terjebak dalam dunia tertutup buatannya sendiri, demikian yang diyakini kalangan mata-mata Barat. Dan itu membuat mereka khawatir.
Selama bertahun-tahun mereka berusaha masuk ke dalam pikiran Putin, untuk lebih memahami niatnya.
Saat pasukan Rusia tampaknya masih tertahan di Ukraina, kian besar pula keinginan para agen intelijen itu untuk mencari tahu bagaimana Putin akan bereaksi di bawah tekanan.
Memahami isi kepalanya akan jadi sangat penting untuk menghindari eskalasi krisis di Ukraina ke tahap yang lebih berbahaya.
Baca Juga: Ini Cara Vladimir Putin Lawan Negara-negara yang Menjatuhkan Sanksi Ekonomi ke Rusia
Ada spekulasi bahwa pemimpin Rusia itu sakit, tetapi banyak analis percaya bahwa dia sebenarnya terisolasi dan tertutup terhadap pandangan alternatif apa pun.
Baca juga:
- Bagaimana Putin akan menyelamatkan muka bila invasi ke Ukraina tidak sesuai harapannya?
- Rusia serang Ukraina, siapa orang-orang penting yang didengar Putin?
- Putin sampaikan keinginannya kepada Erdogan soal invasi ke Ukraina
Keterasingannya itu terlihat jelas dalam foto-foto pertemuannya, seperti ketika dia bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berada di ujung meja panjang.
Itu juga terlihat dalam pertemuan Putin dengan tim keamanan nasionalnya sendiri menjelang perang.
Rencana militer awal Putin tampak seperti sesuatu yang dirancang oleh seorang perwira KGB, menurut seorang pejabat intelijen Barat.
Rancangan itu telah diciptakan oleh "komplotan rahasia" yang sangat ketat. Tapi hasilnya adalah kekacauan.
Para komandan militer Rusia tidak siap dan beberapa tentara pun pergi ke perbatasan tanpa mengetahui apa yang mereka lakukan.
Pembuat keputusan tunggal
Kalangan mata-mata Barat, lewat sumber yang tidak akan mereka ungkapkan, tahu lebih banyak tentang rencana itu daripada banyak kalangan di dalam kepemimpinan Rusia.
Tapi sekarang mereka menghadapi tantangan baru - memahami apa yang akan dilakukan pemimpin Rusia tersebut selanjutnya. Dan itu tidak mudah.
"Tantangan untuk memahami langkah Kremlin adalah bahwa Putin adalah pembuat keputusan tunggal di Moskow," jelas John Sipher, yang sebelumnya menjalankan operasi CIA di Rusia.
Dan meskipun pandangan-pandangannya sering dibuat jelas lewat pernyataan publik, mengetahui bagaimana dia akan menindaklanjutinya adalah tantangan intelijen yang sulit.
"Sangat sulit dalam sistem yang dilindungi seketat di Rusia untuk memiliki intelijen yang bagus tentang apa yang terjadi di dalam kepala sang pemimpin terutama ketika begitu banyak rakyatnya sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi," kata Sir John Sawers, mantan kepala MI6 Inggris, kepada BBC.
Putin, kata para pejabat intelijen, terisolasi dalam gelembung buatannya sendiri. Gelembung itu sulit ditembus oleh informasi dari luar, terutama yang mungkin menentang apa yang dia pikirkan.
"Dia adalah korban dari propagandanya sendiri dalam arti bahwa dia hanya mendengarkan sejumlah orang tertentu dan menghalangi yang lainnya.
Ini memberinya pandangan yang aneh tentang dunia," kata Adrian Furnham, seorang profesor psikologi dan salah satu penulis buku yang akan terbit berjudul The Psychology of Spies and Spying.
Risikonya adalah apa yang disebut "pemikiran kelompok" di mana setiap orang memperkuat pandangannya. "Jika dia adalah korban kelompok, kita perlu tahu siapa kelompoknya," kata Prof Furnham.
Lingkaran orang-orang yang berbicara dengan Putin tidak pernah besar. Tetapi ketika sampai pada keputusan untuk menyerang Ukraina, kelompok tersebut menyempit menjadi hanya segelintir orang, yaitu mereka yang memiliki pola pikir dan obsesi yang sama dengan Putin, menurut para pejabat intelijen Barat.
Gambaran betapa kecilnya lingkaran dalam Putin telah digambarkan ketika dia secara terbuka mencecar kepala Dinas Intelijen Luar Negerinya sendiri pada pertemuan keamanan nasional sebelum invasi. Itu adalah langkah yang tampaknya mempermalukan pejabat tersebut.
Pidatonya beberapa jam kemudian juga menunjukkan seorang pria yang marah dan terobsesi dengan Ukraina dan Barat.
Mereka yang telah mengamatinya mengatakan bahwa pemimpin Rusia itu didorong oleh keinginan untuk mengatasi penghinaan yang dirasakan Rusia pada 1990-an bersama dengan keyakinan bahwa Barat bertekad akan tetap menjatuhkan Rusia sekaligus mengusirnya dari kekuasaan.
Seseorang yang pernah bertemu dengan Putin mengungkapkan bahwa dia terobsesi menonton video mantan pemimpin Libya Kolonel Gaddafi ketika dibunuh setelah digulingkan dari kekuasaan pada 2011.
Ketika direktur CIA, William Burns, diminta untuk menilai kondisi mental Putin, Burns mengatakan bahwa dia "telah mendidih dalam kombinasi yang mudah terbakar antara keluhan dan ambisi selama bertahun-tahun".
Burns menggambarkan pandangan Putin telah "mengeras" dan bahwa dia "jauh lebih terisolasi" dari sudut-sudut pandang lain.
Apakah presiden Rusia gila? Itu adalah pertanyaan yang diajukan banyak orang di Barat. Tetapi cuma segelintir ahli yang menganggap pertanyaan itu berfaedah.
Seorang psikolog dengan keahlian di bidang tersebut mengatakan ada kesalahan asumsi bahwa karena kita tidak dapat memahami keputusan seperti menyerang Ukraina, kita anggap orang yang membuat keputusan itu adalah "gila".
CIA memiliki tim yang melakukan "analisis kepemimpinan" terhadap pada pemimpin pengambil keputusan, mengacu pada tradisi yang berasal dari upaya untuk memahami Hitler.
Mereka mempelajari latar belakang, hubungan dan kesehatan, dan menganalisis kecerdasan rahasia.
Sumber lain adalah bacaan dari mereka yang pernah berhubungan langsung, seperti yang dilakukan sejumlah pemimpin lainnya.
Pada tahun 2014, Angela Merkel dilaporkan memberi tahu Presiden Obama bahwa Putin hidup "di dunia lain".
Sementara itu Presiden Macron ketika dia duduk satu meja dengan Putin baru-baru ini, dilaporkan melihat pemimpin Rusia itu "lebih kaku, lebih terisolasi" dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Apakah ada yang berubah? Beberapa berspekulasi, tanpa banyak bukti, tentang kemungkinan kesehatannya yang buruk atau dampak pengobatan.
Yang lain menunjuk ke faktor psikologis seperti merasa waktunya sendiri hampir habis baginya untuk memenuhi apa yang dia lihat sebagai takdirnya dalam melindungi Rusia atau memulihkan kebesarannya.
Pemimpin Rusia itu terlihat mengisolasi dirinya dari orang lain selama pandemi Covid dan ini juga mungkin memiliki dampak psikologis.
"Putin kemungkinan tidak sakit mental, juga tidak berubah, meskipun dia lebih terburu-buru, dan kemungkinan lebih terisolasi dalam beberapa tahun terakhir," kata Ken Dekleva, mantan dokter dan diplomat AS, dan saat ini aktif di lembaga George HW Bush Foundation for US-China Relations.
Tetapi yang menjadi perhatian sekarang adalah bahwa informasi yang dapat dipercaya masih belum menemukan jalannya ke dalam lingkaran tertutup Putin.
Rusia menyerang Ukraina:
- PERKEMBANGAN TERAKHIR: Laporan terbaru invasi Rusia ke Ukraina
- LATAR BELAKANG: Mengapa Putin menginvasi Ukraina?
- DALAM PETA: Dari mana saja Rusia menyerang?
- KONDISI WNI: Usaha menyelamatkan WNI dari medan perang
Sebelum invasi, dinas intelijennya mungkin enggan memberi tahu dia apa pun yang tidak ingin dia dengar. Seperti istilah 'asal bapak senang', mereka memberi perkiraan cerah tentang bagaimana invasi akan berlangsung dan bagaimana pasukan Rusia akan diterima sebelum perang.
Dan minggu ini seorang pejabat Barat mengatakan bahwa Putin mungkin masih belum memiliki pandangan soal betapa buruknya keadaan yang dihadapi pasukannya, seperti yang dimiliki intelijen Barat.
Ini mengarah pada kekhawatiran tentang bagaimana dia mungkin bereaksi ketika dihadapkan dengan situasi yang memburuk bagi Rusia.
Teori orang gila
Putin sendiri pernah menceritakan kisah mengejar tikus ketika dia masih kecil. Dia mengisahkan bahwa saat dirinya mendorong tikus ke sudut, tikus itu bereaksi dengan menyerangnya, sehingga memaksa Vladimir cilik berbalik lari.
Pertanyaan yang diajukan para pembuat kebijakan di Barat adalah bagaimana jika Putin yang merasa terpojok sekarang?
"Pertanyaannya sebenarnya adalah apakah dia akan menggandakan tingkat kebrutalan dalam hal sistem senjata yang dia siapkan," kata seorang pejabat Barat.
Ada kekhawatiran dia bisa menggunakan senjata kimia atau bahkan senjata nuklir taktis.
"Kekhawatirannya adalah dia melakukan sesuatu yang luar biasa terburu-buru dengan cukup menekan tombol yang berbahaya," kata Adrian Furnham.
Putin sendiri mungkin menganggap dirinya berbahaya atau bahkan tidak rasional - ini adalah taktik terkenal (sering disebut teori "orang gila") di mana seseorang yang memiliki akses ke senjata nuklir mencoba membuat lawannya mundur dengan meyakinkan mereka bahwa dia mungkin cukup gila untuk menggunakan senjata nuklir meskipun semua orang bisa binasa.
Bagi kalangan intelijen dan pembuat kebijakan di Barat memahami niat dan pola pikir Putin hari ini kian penting.
Memprediksi responsnya sangat penting dalam mengetahui seberapa jauh mereka dapat mendorongnya tanpa memicu reaksi yang berbahaya.
"Konsep diri Putin tidak membiarkan kegagalan atau kelemahan. Dia membenci hal-hal seperti itu" kata Ken Dekleva.
"Putin yang terpojok dan lemah adalah Putin yang lebih berbahaya. Terkadang lebih baik membiarkan beruang keluar dari gua dan kembali ke hutan."