Dampak Krisis Ukraina: Mesir, Israel, dan UEA Bahas Stabilitas Ekonomi

Kamis, 24 Maret 2022 | 10:36 WIB
Dampak Krisis Ukraina: Mesir, Israel, dan UEA Bahas Stabilitas Ekonomi
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketiga pemimpin Mesir, Israel, dan UEA bertemu di Kairo untuk membahas ketahanan pangan di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Di sisi lain, Israel juga mengupayakan penguatan aliansinya melawan Iran.

Pertemuan tiga arah, Mesir, Israel, dan Uni Emirat Arab hari Selasa (22/03) di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh berfokus pada dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina.

Pertemuan para pemimpin tiga negara itu, menjadi momen pertama sejak UEA menormalkan hubungan dengan Israel.

Media Israel melaporkan, kekhawatiran atas meningkatnya pengaruh Iran di kawasan, juga menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam pembicaraan tersebut.

Baca Juga: Bisakah Ukraina Bernegosiasi dengan Rusia?

Bahas dampak perkembangan terbaru

Menurut pernyataan kepresidenan Mesir, Presiden Mesir Abdel-fattah el-Sissi, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan penguasa de facto UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan dalam pertemuan hari Senin (21/03) dan Selasa (22/03) terutama membahas stabilitas pasar energi dan ketahanan pangan.

Kedua tema bahasan tersebut, dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan tantangan akut bagi Mesir, terutama karena perang di Ukraina berdampak memicu harga gandum dan minyak mentah melonjak drastis.

Kantor berita resmi Emirat, WAM, mengatakan, ketiga pemimpin juga "bertukar pandangan tentang sejumlah masalah regional dan global yang menjadi perhatian bersama serta perkembangan lainnya yang relevan."

Juga bahas tema Iran

Baca Juga: Hector Bellerin Kritik FIFA hingga UEFA karena Fokus Konflik Rusia-Ukraina tapi Tutup Mata Soal Palestina

Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan, ketiga negara membahas penguatan hubungan di semua tingkatan dalam pembicaraan mereka, tetapi tidak menyebut Iran sebagai topik utama.

Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Israel Idan Roll mengatakan, Tel Aviv "berkomitmen untuk membangun kemitraan yang baik dengan siapa pun yang mungkin melawan poros radikal Iran."

"Kami dengan jelas melihat penguatan poros yang menawarkan narasi lain di Timur Tengah: bahwa kami dapat bekerja sama dalam masalah ekonomi dan pertahanan," katanya kepada radio Kann.

Iran dan kekuatan Barat, termasuk Amerika Serikat, dilaporkan hampir mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015, yang ditentang keras oleh Bennett.

Sementara Mesir, Israel, dan UEA adalah bagian dari poros Arab-Israel yang sedang berusaha untuk mengimbangi kekuatan Iran.

UEA menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2020, sedangkan Mesir adalah negara Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 1979, setelah beberapa dekade konflik. ha/as (AFP, dpa, Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI