Suara.com - Pemprov DKI Jakarta sebar lokasi pasar murah di 92 lokasi di seluruh Jakarta. Pasar murah Jakarta ini digelar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta sektor pangan.
Pasar murah digelar hingga 9 Mei 2022 mendatang.
Pasar murah ini untuk mendukung stabilisasi harga kebutuhan pokok menjelang puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
BUMD DKI Jakarta yang terlibat kegiatan pasar murah itu, yakni Pasar Jaya, Dharma Jaya, dan Food Station Tjipinang.
Baca Juga: Warga Antre Minyak Goreng Curah Rp14 Ribu Per Liter di Kantor Kelurahan Ciracas
"Kami melihat kepadatan atau potensi masyarakat akan membeli, keterjangkauannya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Suharini Eliawati saat rapat bersama Komisi B DPRD DKI di Jakarta, Rabu siang.
Kebutuhan pokok yang dijual itu di antaranya beras, tepung terigu, gula pasir, dan daging sapi.
Untuk harga tepung terigu misalnya dijual Rp8.500 per kilogram dari harga pasaran Rp9.700, beras long grain ukuran lima kilogram dijual Rp55.000 atau lebih murah dari harga pasaran Rp59.000.
Daging sapi per kilogram dari Rp110.000 menjadi Rp102.000, daging sapi iga beku dari Rp140.000 menjadi Rp95.000 dan gula pasir Rp13.500 per kilogram.
Lokasi pasar murah itu tersebar pada empat lokasi Jakgrosir, gerai pangan (dua lokasi) di Pulau Sebira dan Pulau Pramuka.
Baca Juga: Tips Aman Mengunjungi Destinasi Wisata di Bulan Ramadhan dan Libur Lebaran
Kemudian, 32 lokasi di Jakmart yang tersebar di Blok B Tanah Abang, Rusun Nagrak dan Rusun Pesakih, serta 54 Pusat Distribusi Mini.
Tapi tak ada minyak goreng di pasar murah itu.
Direktur Perkulakan dan Ritel Perumda Pasar Jaya Anugerah Esa mengatakan pihaknya tidak memiliki minyak goreng curah untuk dijual dalam program pasar murah.
"Kami tidak punya yang curah bahkan Food Station juga tidak ada yang curah, sekarang yang kami punya itu yang kemasan," ucapnya.
Sedangkan minyak goreng kemasan itu dijual dengan harga sesuai mekanisme pasar.
Di sisi lain, ia mengharapkan adanya pasar murah yang menjual sejumlah komoditas itu dapat membantu meringankan harga kebutuhan pokok.
"Secara tidak langsung 'traffic' terbentuk, tidak bisa kami nyatakan 100 persen membantu tapi kalau melihat tren pangan murah di Februari dan Maret itu lonjakan tinggi, artinya masyarakat memang membutuhkan," tutur Anugerah. (Antara)