Qatar dan Jerman Sepakati Kemitraan Pasokan Gas Jangka Panjang

Rabu, 23 Maret 2022 | 13:09 WIB
Qatar dan Jerman Sepakati Kemitraan Pasokan Gas Jangka Panjang
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck berada di Doha mengupayakan peningkatan keamanan energi setelah invasi Rusia ke Ukraina. Sukses menjalin kesepakatan dengan Qatar, Jerman mengincar kerja sama energi dengan UEA.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck pada Minggu (20/03) mengatakan, jika Jerman dan Qatar telah menyepakati kemitraan energi jangka panjang untuk membantu mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.

Habeck melakukan kunjungan ke Doha bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani. "Hari ini (kami) telah mengembangkan dinamika yang kuat,” kata Habeck, seraya menambahkan jika Emir telah menjanjikan lebih banyak dukungan daripada yang diharapkan Jerman.

"Meskipun kita mungkin masih membutuhkan gas Rusia tahun ini, di masa depan tidak akan begitu lagi. Dan ini baru permulaan,” kata Habeck. Qatar adalah salah satu dari tiga pengekspor gas alam cari (LNG) terbesar.

Baca Juga: Pasokan Gas Tercukupi, Pabrik Pupuk Iskandar Muda Kembali Beroperasi

Proyek energi terbarukan Melalui kunjungan ini, diharapkan bisa mengamankan pasokan LNG untuk Jerman.

Habeck menyebut kesepakatan yang dicapai juga berfokus pada pengembangan proyek-proyek energi terbarukan dan langkah-langkah yang mempromosikan efisiensi energi. "Perusahaan yang telah datang ke Qatar dengan [Habeck] sekarang akan masuk ke dalam negosiasi kontrak dengan pihak Qatar,” kata juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman di Berlin.

Berlin berencana membawa LNG onboard kapal ke negara itu. Namun, tidak ada terminal yang menerimanya karena ketergantungan lama pada gas pipa.

Jerman telah mengumumkan rencana untuk membangun dua terminal baru, tetapi tidak mungkin siap sebelum 2026. Pemberhentian berikutnya: UEA Perjalanan Habeck sekarang beralih ke Uni Emirat Arab (UEA), yang memposisikan ulang dirinya sebagai pusat hidrogen hijau.

UEA bisa membantu Jerman memenuhi tujuan jangka panjangnya untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih.

Baca Juga: Apa Jadinya Listrik Singapura Tanpa Pasokan Gas Indonesia, Terancam Gelap?

Jerman sedang menjajaki cara untuk mendiversifikasi sumber gas alamnya sebagai upaya menjadikan negara itu tidak terlalu bergantung pada Rusia. Hanya saja, tidak seperti Amerika Serikat - yang telah melarang ekspor minyak Rusia, Jerman mengatakan akan membutuhkan beberapa bulan untuk mendiversifikasi pasokannya.

Berlin telah menangguhkan izin operasi pipa Nord Stream 2 yang baru, yang dimaksudkan untuk mengirimkan gas alam Rusia di bawah Laut Baltik ke Jerman.

Permintaan gas Rusia masih tinggi Asosiasi industri energi BDEW Jerman menyebut pada pekan lalu bahwa bagian Rusia dari pasokan gas Jerman pada Januari-Maret yang tidak dipublikasi secara resmi, tetap di 40 persen.

Para ekonom memperkirakan pada minggu lalu negara-negara Uni Eropa telah mentransfer lebih dari €13,3 miliar (Rp210,7 triliun) ke Rusia untuk minyak, gas alam, dan batu bara sejak perang dimulai. rw/ha (dpa, Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI