Suara.com - Sempat beredar kabar Presiden Joko Widodo bakal merombak atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada hari ini Rabu (23/3/2022). Rabu hari ini juga bertepatan dengan Rabu Pon di mana Jokowi kerap mengambil keputusan penting di hari tersebut.
Menanggapi hal itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia mengatakan, ada dua hal alasan yang menjadi momentum bisa saja reshuffle kabinet dilakukan hari ini. Pertama, yakni situasi pemerintahan.
"Situasi kinerja pemerintah pusat dalam perhatian publik, terutama terkait ekonomi. Pemerintah gagal menjamin ketersediaan kebutuhan masyarakat, termasuk gagal mengendalikan harga kebutuhan masyarakat," kata Dedi saat dihubungi, Rabu (23/3/2022).
Kemudian alasan kedua adalah momentum PAN. Di mana Jokowi bisa saja melakukan reshuffle demi mengakomodir masuknya PAN ke dalam kabinetnya.
"Masuknya PAN dalam koalisi pemerintah, tidak mungkin dalam sistem politik koalisi hadirnya PAN tanpa ada imbalan balik, dan itu lebih mungkin jika ada posisi di kementerian diberikan pada PAN," tuturnya.
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menilai saat ini menjadi momen yang tepat bagi Jokowi untuk menggantikan Lutfi dengan sosok baru. Ujang menerangkan kalau tugas dari menteri perdagangan ialah mengamankan pasokan serta harga-harga bahan pokok stabil dan terjangkau.
Sementara saat ini, masyarakat tengah dipusingkan dengan minyak goreng yang langka. Meskipun sudah tidak langka, harga minyak goreng kemasan malah melambung naik.
Menurut Ujang, Lutfi gagal mengamankan ketersediaan minyak goreng apalagi melawan para mafianya.
"Sangat tepat Jokowi melakukan reshuffle. Karena Mendag yang harus bertanggung jawab atas langka dan mahalnya minyak goreng," kata Ujang dihubungi Suara.com, Senin (21/3/2022).
Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet, Jokowi Disebut Bakal Bagi-bagi Kursi Menteri, PDIP Dapat Jatah?
Istana Membantah