Suara.com - TNI dan polisi adalah beberapa profesi yang hingga kini dianggap bergengsi di masyarakat Indonesia. Selain terkesan gagah dan berwibawa, TNI/Polri adalah pengayom masyarakat serta abdi negara. Sayang, beberapa pihak tak bertanggungjawab kadang mencatut dua profesi tersebut untuk mencari keuntungan sendiri.
Ada yang mengaku aparat untuk memeras, ada pula yang untuk mengelabui lawan jenis. Berikut ini empat kisah polisi dan TNI gadungan yang viral di berita maupun media sosial.
1. Cerita TNI Gadungan di Brebes
Baru-baru ini Kabupaten Brebes dibikin gempar dengan kemunculan seorang anggota TNI gadungan. Lama melakukan praktik penipuan, TNI gadungan tersebut akhirnya ketahuan menjelang resepsi pernikahannya dengan seorang perempuan.
Baca Juga: 4 Fakta Im Kamaludin, Bocah Thailand yang Viral Acungkan Jari Tengah ke Choi Siwon!
Seorang bernama Slamet Iskandar Syah yang mengaku berpangkat Letda dari satuan Kopassus sebagai ajudan P5 TNI pun sudah diamankan.
“Selamat sore izin melaporkan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2022 pukul 14.00 wib telah didapatkan seorang warga Songgom Rt 01/02 Kec. Songgom Kab. Brebes yang mengaku sebagai TNI AD berpangkat Letda A.n Slamet Iskandar Syah dan berencana akan menikahi Sdr. Suci Damayanti,” ungkap pemilik akun Instagram @andreli_48.
Suci sendiri adalah anak angkat Kolonel Waris Nugroho, Danrem Madiun. Slamet mengakui bukan anggota TNI setelah diinterogasi Danramil 17/Songgom.
Pada undangan pernikahan yang beredar, keduanya telah melakukan akad nikah pada 22 November 2021 lalu. Keduanya juga berencana akan melaksanakan resepsi pada tanggal 23 sampai 24 Mei 2022. Usai ditangkap dan diketahui bahwa Slamet adalah tentara gadungan, undangan resepsi miliknya beredar di media sosial. Dalam undangan tersebut, banyak bagian yang membuat warganet salah fokus.
Dalam kolom turut mengundang, Slamet menuliskan nama Jenderal Andika Prakasa sebagai Panglima TNI. Ia juga menuliskan nama Mayjend Indra Hidayat sebagai Pakde-nya. Mayjend Indra Hidayat sendiri adalah mantan perwira tinggi TNI AD dan Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis AD.
Tak hanya itu, dia juga menuliskan nama Mayjed AM Putranto yang merupakan mantan Panglima Komando Daerah Militer II dan beberapa petinggi TNI AD lainnya. Aksi nekat TNI gadungan tersebut tentu mendapatkan berbagai respons warganet.
“Sepertinya dia terobsesi jadi TNI tapi enggak kesampaian jadinya kayak gini,” komentar seorang warganet.
2. Pemerasan Oleh TNI Gadungan di Batu
Suharto, Mayor TNI gadungan harus pasrah dihajar warga setelah meminta uang pada masyarakat. Lelaki 47 tahun itu diamankan Polres Batu dan Koramil 0818 / 02 Kota Batu, pada Kamis sore (30/9/2021). Dalam aksinya, Suharto yang mengaku berpangkat Letnan Dua (Letda) kerap memakai baju tentara.
“Sebelah kanan seragamnya, ada tanda nama S Prasetiawan, sedangkan di lengan kirinya ada bet provos,” kata Danramil 0818/02 Kota Batu, Kapten Abdul Kodir, seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (30/09/2021) petang.
Penangkapan Suharto berawal dari kecurigaan warga yang melihat gerak-geriknya mencurigakan karena meminta-minta uang. Warga yang curiga lalu melapor ke Babinsa. Setelah dicek Babinsa, diketahui bahwa Suharto adalah TNI gadungan. Suharto sempat diamankan agar tidak dihakimi massa.
Nahas sejumlah warga sempat mengeroyoknya lantaran emosi. Suharto menggunakan identitas palsunya untuk meminta uang kepada warga. Sejumlah pihak yang dimintai uang adalah pengelola vila dan hotel. Suharto berdalih dana tersebut untuk perayaan HUT TNI-AD.
3. Polisi Gadungan di Ngawi Perdaya Perempuan
Kasus polisi gadungan baru-baru ini juga muncul di Ngawi Jawa Timur, tepatnya di Desa Dawu, Kecamatan Paron. Warga menggerebek seorang pemuda yang mengaku sebagai anggota polisi.
Pemuda tersebut diduga hendak melakukan penipuan kepada seorang perempuan Desa Kerso Kecamatan Geneng. Saat hendak melakukan aksinya di rumah nenek perempuan yang ada di desa Dawu, pelaku ditangkap warga saat akan melarikan diri karena ketahuan bahwa pelaku merupakan polisi.
Kepala Desa Dawu Suwito membenarkan peristiwa tersebut. Saat itu Suwito sudah meminta warganya tidak main hakim sendiri.
“Saat penggerebekan warga kami juga didampingi anggota polisi yang kebetulan juga penduduk kami,” kata Suwito.
Kapolsek Geneng Iptu Farid Suharta mengatakan pelaku sudah diamankan.
“Sementara diduga pelaku mencuri Handphone. Pelaku mengaku seorang anggota polisi, benar tidaknya saat ini masih dilakukan pemeriksaan,” ujar Farid.
4. Polisi Gadungan Gasak Perhiasan
Unit Reskrim Polsek Pulogadung memburu seorang pria pelaku pencurian bermodus polisi gadungan yang menggasak perhiasan milik seorang warga.
Kanit Reskrim Polsek Pulogadung, AKP Heru mengatakan pihaknya telah mengecek lokasi kejadian dan meminta keterangan dari saksi serta korban. Berdasarkan keterangan korban diketahui pelaku mengaku sebagai anggota polisi yang tengah memburu pelaku pencurian.
“Pelaku tidak menodong, cuma menunjukkan saja di pinggangnya ada senpi, dia mengakunya aparat," ujar Heru.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria diduga pelaku pencurian dengan modus menjadi polisi menodongkan pistol dan menggasak emas milik salah seorang warga di Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (15/3/2021).
Korban pencurian, Sumiyati mengatakan, kejadian tersebut berawal saat pelaku yang beraksi seorang diri mendatangi warung sekaligus rumah miliknya dengan maksud melakukan penangkapan pelaku pencurian.
Pelaku tersebut kemudian menggasak perhiasan berupa satu gelang emas, tiga unit telepon seluler (handphone) hingga uang tunai sebesar Rp 300 ribu miliknya. Setelah itu, pelaku juga sempat mengajak korban beserta sang anak yang masih berusia 14 tahun berkeliling menggunakan sepeda motor.
Kontributor : Alan Aliarcham