Selain lebih cepat menular, omicron siluman itu juga memiliki mutasi genetik yang sulit dibedakan dari varian delta apabila dilakukan tes PCR, menurut American Medical Association.
Menurut pernyataan WHO baru-baru ini tentang subvarian, penelitian mengevaluasi risiko infeksi ulang antara BA.2 dengan BA.1. Ditemukan bahwa infeksi ulang omicron siluman setelah infeksi BA.1 telah didokumentasikan. Tetapi, data awal dari tingkat populasi studi reinfeksi menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi BA.1 memiliki perlindungan lebih kuat terhadap reinfeksi dengan BA.2.
Laporan WHO juga mengatakan bahwa data laboratorium awal dari Jepang yang menggunakan model hewan tanpa kekebalan terhadap SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa BA.2 dapat menyebabkan penyakit lebih parah pada hamster dibandingkan dengan infeksi BA.1.
Data pada manusia tentang keparahan klinis yang dikumpulkan dari Afrika Selatan, Denmark, dan Inggris, di mana terdapat tingkat kekebalan yang tinggi dari vaksinasi atau infeksi alami, ditemukan tidak ada perbedaan yang dilaporkan dalam tingkat keparahan antara BA.2 dan BA.1.