Suara.com - Hai sahabat, pernahkah kamu melihat air tanah yang terpendam di bawah permukaan bumi? Atau tahukah kamu seberapa banyak air yang ada di bawah tanah yang kita pijak setiap harinya?
Sebagian besar dari kita mungkin menjawab ‘tidak’. Nah, meskipun air tanah tidak terlihat, tetapi manfaatnya sangat terlihat, karena kelangsungan hidup kita sehari-hari banyak diambil dari sumber daya air tanah.
Selain untuk kebutuhan air baku, air minum, sanitasi, irigasi, industri dan ekosistem, air tanah juga memiliki peran penting untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi secara global. Namun, seiring dengan bertambahnya populasi di dunia, kualitas dan kuantitas air tanah semakin berkurang.
Penggunaan air tanah secara berlebihan serta pencemaran air tanah adalah masalah khusus yang perlu menjadi perhatian kita semua.
Baca Juga: Antisipasi Banjir, PUPR Bontang Akan Bangun Kolam Polder, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
Perhatian dunia inilah yang diangkat dalam tema internasional Hari Air Dunia (HAD) tahun ini yang diperingati setiap tanggal 22 Maret, yaitu “Groundwater : Making the Invisible, Visible”. Peringatan HAD Ke-30 Tahun 2022 ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan perhatian publik dan masyarakat internasional akan pentingnya air tanah bagi kehidupan untuk selanjutnya bersama-sama berperan serta dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Untuk meningkatkan sinergi terhadap permasalahan air tanah di Indonesia, tema internasional ini kemudian diadaptasi dalam tema nasional, yakni MANTAB: Melestarikan Air Tanah Agar Berkesinambungan” dengan harapan dapat menumbuhkan kepedulian, sinergitas dan semangat untuk selalu menjaga kelestarian sumber daya air sebagai bentuk upaya, tindakan serta solusi dari berbagai permasalahan air tanah.
Dalam menjawab tantangan ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) telah menyusun program pembangunan infrastruktur sumber daya air tanah dan air baku yang dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan wilayah, guna menjaga ketersediaan air agar seluruh penduduk Indonesia di masa depan mendapatkan akses air tanpa terkecuali.
Akan tetapi, pemecahan masalah terkait air tanah ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, namun perlu adanya partisipasi langsung dari masyarakat, akademisi, dan pihak swasta untuk ikut menjaga dan melestarikan air tanah sehingga kualitas dan kuantitasnya dapat terjaga dengan baik.
Baca Juga: Kementerian PUPR Dorong Transformasi dan Modernisasi Jalan Tol Indonesia
Untuk itu, dalam peringatan HAD Ke-30 Tahun 2022 ini, Ditjen SDA Kementerian PUPR melaksanakan Aksi Daerah secara serentak di 34 provinsi bersama para pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat, dengan mengikutsertakan para akademisi, perguruan tinggi, pelajar, asosiasi profesi, serta Komunitas Peduli Sungai/Danau. Bentuk aksi yang dilakukan antara lain berupa aksi bersih sungai, susur sungai, penanaman pohon, pembuatan lubang biopori, dan lain sebagainya.
Melalui aksi nyata ini, Ditjen SDA Kementerian PUPR berharap agar terbentuk pemahaman pada masyarakat, bahwa tidak hanya kita manusia mempunyai hak sebagai pengguna air, tetapi juga memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk memberikan kontribusi dalam pemeliharaan alam sebagai sumber air, sehingga permasalahan terkait air dapat diselesaikan bersama melalui solusi yang efektif dan tepat sasaran. (ers)