Suara.com - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengungkap kejadian penembakan terhadap tiga prajurit TNI di Gome, Papua pada Januari 2022. Sebby menyebut kalau prajurit tersebut bukan tengah berada di Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Sebby mengatakan bahwa para prajurit tersebut tengah mengawal sopir truk sebuah proyek. Menurutnya, sopir tersebut juga ikut menjadi korban penembakan TPNPB-OPM.
"Jadi yang tembak anggota TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua itu saat mereka kawal sopir truk yang laksanakan proyek, dan sopir itu juga ikut jadi korban itu," kata Sebby saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (22/3/2022).
Padahal pada laporan awalnya, penembakan terjadi di pos TNI, tepatnya di Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh yang berlangsung pada Kamis (27/1/2022) sekitar pukul 05.00 WIT.
Sebby menekankan kalau aparat TNI-Polri yang bertugas di Papua itu tukang bohong. Ia menyebut banyak anggota TNI-Polri yang meninggal dunia setelah ditembak TPNPB-OPM namun tidak diungkap kepada publik.
Pasukan TNI-Polri juga disebutkannya kerap menembak warga sipil yang asli dari Papua.
"Tapi mereka selalu klaim tembak anggota TPNPB-OPM. Banyak hal yang mereka tipu Jakarta dan hal ini bukan rahasia umum lagi."
Berbohong Bikin Panglima Murka
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan kebohongan yang dilakukan oleh Komandan Posramil Gome, Papua sampai menyebabkan tiga prajurit meninggal dunia. Danposramil Gome ternyata memerintahkan anak buahnya ke area proyek galian pasir tanpa ada izin sebelumnya.
"Hari itu kan insiden yang kemudian menewaskan sampai tiga orang anak buah dari pos itu, tetapi kegiatan yang dilaporkan oleh komandan pos kepada komandan atasnya yaitu komandan batalyon yang waktu itu video conference dengan saya, nah itu bohong," kata Andika pada Senin (21/2/2022).
Andika mengatakan bahwa Danposramil Gome itu mengeluarkan pengamanan pos atau memerintahkan prajuritnya untuk berpatroli ke titik-titik yang sudah ditentukan. Ternyata titik-titik yang dimaksud merupakan proyek galian pasir.
Ia menduga Danposramil berbohong saat menyampaikan laporan karena pasti akan menjadi tanda tanya oleh atasannya.
"Nah, sehingga itulah yang kemudian ditutupi harapannya enggak ketahuan," ujarnya.
Di sisi lain, Andika menekankan bahwa perintah Danposramil terhadap anak buahnya juga tidak disertai pertimbangan keamanan. Padahal, keamanan daerah tempat mereka bertugas itu tidak bisa disamakan dengan daerah lainnya.
"Ingat ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa," ungkapnya.
Tiga Prajurit Tewas
Jumlah prajurit TNI tewas ditembak kelompok OPM adalah tiga orang. Dan satu prajurit lainnya dalam keadaan kritis. Para prajurit TNI yang terkena tembakan dari pasukan OPM saat serangan tersebut terjadi adala, prajurit Serda Rizal (meninggal dunia), Pratu Tuppal Baraza (meninggal dunia), Pratu Rahman (meninggal dunia) dan Pratu Saeful (kritis)
Serangan secara tiba-tiba membuat baku tembak antara KKB Papua dan prajurit TNI tidak terhindarkan. Prajurit Serda Rizal mengalami luka tembak di bagian pinggang, sementara Pratu Tuppal Baraza mengalami luka tembak di perut bagian bawah.
Saat tiba di puskesmas, Serda Rizal dan Pratu Tuppal Baraza dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, kontak tembak di lokasi kejadian masih terjadi.
Penyerangan berikutnya membuat prajurit yang bernama Pratu Rahman dan Pratu Saeful terkena tembakan. Keduanya juga dilarikan ke Puskesmas Ilaga. Namun, Pratu Rahman dinyatakan meninggal dunia oleh dokter puskesmas.
Kemudian kedua prajurit TNI yang terkena tembak tersebut langsung dievakuasi menuju Puskesmas Ilaga m