Suara.com - Sebanyak 200 orang terancam becana tanah bergerak di Manggarai Barat. Ancaman ini sudah terjadi sejak tahun 2016.
Hal itu dikatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencaqna (BNPB). Warga itu ada di Desa Nampar Macing, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, diperoleh keterangan dari warga setempat bahwa ancaman pergerakan tanah ada sejak tahun 2016, 2018 dan 2021.
"Namun, pergerakan tanah pada Jumat (18/3) menjadi ancaman yang dinilai paling parah. Masyarakat mengkhawatirkan kondisi itu dapat berpotensi menjadi bencana," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.
Baca Juga: Ada Apa di Balik Peristiwa Anomali Cuaca?
Abdul mengatakan berdasarkan laporan visual dari giat kaji cepat yang dilakukan tim BPBD Kabupaten Manggarai Barat, beberapa retakan tanah terpantau mulai dari halaman rumah hingga bagian dalam rumah warga.
Dia melaporkan beberapa titik retakan juga terlihat di bagian dinding rumah warga dan telah merusak tiang penyangga bagian teras rumah.
Selain itu, tim kaji cepat BPBD Kabupaten Manggarai juga melaporkan adanya tanah gembur yang apabila ditekan atau diinjak terasa bergoyang.
Pemerintah Daerah melalui BPBD Kabupaten Manggarai Barat bersama instansi terkait mengimbau kepada warga agar dapat mengantisipasi segala hal yang dapat terjadi terkait ancaman bencana dari fenomena pergerakan tanah.
"BPBD Kabupaten Manggarai juga telah mendata dan memberikan sosialisasi kepada warga agar bersedia direlokasi ke wilayah yang lebih aman dari potensi ancaman bencana," ujar Abdul.
Tim ahli geologi atau instansi terkait lainnya sangat dibutuhkan untuk memastikan kondisi dan risiko dari ancaman atas fenomena pergerakan tanah yang terjadi. Sehingga, langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana dapat segera dilakukan. (Antara)