Pemerintah Ukraina memutuskan untuk memasukkan kelompok ultranasionalis itu ke dalam struktur negara pada tahun 2014.
Pada 2015 dan 2016, sebuah gerakan muncul membentuk sayap politik Azov.
Biletsky mengundurkan diri sebagai komandan. Dan bersama mantan pejuang ia membentuk Partai Korps Nasional.
Biletsky memang memasuki parlemen melalui mandat langsung, tetapi tidak terpilih kembali pada pemilu 2019.
Saat ini dia dilaporkan ikut bertempur di garis depan dekat Kyiv. Kontak dengan gerakan sayap kanan.
Pada 2019, ada upaya Kongres AS untuk menetapkan resimen itu sebagai "organisasi teroris", tetapi gagal.
Namun demikian, selama bertahun-tahun, Azov telah mempertahankan kontak dengan gerakan sayap kanan di luar negeri, termasuk di Jerman, menurut jawaban pemerintah Jerman atas pertanyaan yang terkait dengan masalah ini yang dilayangkan kelompok parlemen Partai Kiri.
"Biasanya, kami menganggap ekstremisme sayap kanan berbahaya, sesuatu yang bisa mengarah pada perang," kata Umland.
Namun di Ukraina, sebaliknya, katanya. Perang telah menyebabkan kebangkitan dan transformasi persahabatan marjinal menjadi gerakan politik.
Baca Juga: Perang Ukraina: Warga Rusia Meratapi Para Tentara yang Tewas dalam Perang
Namun, pengaruh mereka di masyarakat terlalu dibesar-besarkan, katanya. Bagi kebanyakan orang Ukraina, mereka adalah pejuang yang melawan agresor yang sombong. (ha/yf)