Suara.com - Jurnalis senior Asyari Usman memberikan respon mengenai pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Megawati memberikan komentar mengenai antrian minyak goreng yang dilakukan ibu-ibu.
Ia memberikan saran masyarakat untuk memasak dengan cara merebus atau mengukus. Hal tersebut mendapatkan tanggapan dari Asyari Usman.
Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, menurutnya, Megawati seharusnya menyoroti kebusukan pemerintah di balik kelangkaan minyak goreng.
"Seharusnya Anda tampar Presiden Jokowi karena kelangkaan migor merenggut nyawa manusia. Bukan mengkritik cara ibu-ibu memasak meskipun ada benarnya," kata Asyari Usman, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Minggu (20/3/2022).
Asyari Usman mengatakan, kelangkaan minyak goreng patut dicurigai.
"Sebab, kelangkaan migor patut diduga sebagai rekayasa para penguasa untuk mencuri uang besar karena kas pemerintah terancam," imbuhnya.
Menurutnya, Megawati punya banyak 'tangan' untuk mengorek informasi mengenai minyak goreng.
"Anda kan punya akses ke semua lini pemerintah. Mengapa bukan pengusutan yang Anda lakukan?" ujarnya.
Baca Juga: Megawati Diskakmat Gegara Ocehan Minyak Goreng, Cak Nun: Dia Nggak Punya Ilmu
"Apakah Bu Mega tidak tahu berapa ratus triliun rakyat dipalak dari drama kelangkaan migor?" imbuhnya.
Menurutnya, komentar yang dilontarkan Megawati bukan isu yang harus ditanggapi.
"Rampok-merampok ini yang seharusnya Anda soroti. Kenapa cara memasak digoreng atau direbus yang diangkat? Bukan itu isu sentralnya, Bu," pungkasnya.
Sebelumnya, Megawati memberikan komentar mengenai video ibu-ibu mengantri minyak goreng.
"Bukan masalah mahalnya beli minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya? Sampai kalau sekarang kita lihat toh hebohnya urusan beli minyak goreng. Saya itu sampai ngelus dada," bebernya.
Megawati kemudian memberikan saran kepada ibu-ibu untuk mengolah makanan dengan cara lain seperti direbus.
"Apa tidak ada cara merebus atau mengukus atau seperti rujak? Itu menu Indonesia lho. Lah kok jelimet gitu," ungkap Megawati.