Dr Bekim mengatakan sebagian besar rumah potong hewan di Australia telah bersertifikat halal dan mensyaratkan kehadiran seorang supervisor Muslim dalam proses penyembelihan.
"Negara seperti Malaysia dan Indonesia, mengimpor daging dan produk susu dari Australia bukan hanya karena faktor halal yang memang penting, tapi juga faktor standar keamanan pangan," katanya.
"Australia adalah salah satu negara utama di dunia yang mengekspor produk susu dan daging merah ke negara-negara Muslim, selain dari Brasil, Argentina, dan India," kata Dr Bekim.
"Kita memiliki 2,6 persen atau sekitar 700.000 warga Muslim di Australia yang hanya mengonsumsi makanan dan minum halal," paparnya.
Membuka lebih banyak pasar
Menurut Komisaris Austrade, Paul Sanda, penguatan hubungan dengan pasar Malaysia juga akan membuka peluang ekspor lebih besar ke negara seperti Indonesia dan Timur Tengah.
"Ekspor daging sapi dan domba Australia, begitu juga sereal, jus, dan produk susu – untuk menyebut beberapa – sangat diterima di Malaysia," ujarnya.
"Supermarket di sana dipenuhi dengan produk-produk Australia," kata Paul.
"Di Malaysia, kami juga melihat besarnya minat para produsen kosmetik dan perawatan kulit, produsen suplemen, untuk menjajaki sertifikasi karena hal ini akan menjamin ketenangan pikiran konsumen Muslim di sana," tambahnya.
Memorandum kerjasama tersebut mendukung program Pemerintah Australia berupa Inisiatif Perluasan Agribisnis senilai A$72,7 juta (sekitar Rp750 miliar).
Baca Juga: Kota Kecil di Australia Barat Ini Hidup karena Gereja, Migran, dan Petani
Program itu bertujuan membantu sektor pertanian dalam meningkatkan nilai produksi siap jual menjadi A$100 miliar pada tahun 2030.