1.477 Orang Meninggal saat Jakarta Diserang Omicron, Sebagian Sudah Vaksin Lengkap dan Booster

Kamis, 17 Maret 2022 | 20:24 WIB
1.477 Orang Meninggal saat Jakarta Diserang Omicron, Sebagian Sudah Vaksin Lengkap dan Booster
Sebanyak 1.477 orang di Jakarta meninggal karena terpapar Covid-19 sejak 1 November 2021 sampai 16 Maret 2022. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan sebanyak 1.477 orang di Jakarta meninggal karena terpapar Covid-19 sejak 1 November 2021 sampai 16 Maret 2022 atau sejak varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron merebak. Sebagian besar mereka yang meninggal ternyata sudah menerima vaksin lengkap atau dua dosis dan booster.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia mengatakan darei jumlah yang wafat di era omicron, sebanyak 39 persen sudah menerima vaksin dosis lengkap atau bahkan booster. Namun, jumlah paling banyak adalah mereka yang belum menerima vaksin sama sekali dengan angka 44 persen.

"44 persen (kasus wafat di era Omicron) belum vaksin, 6 persen baru dosis 1, 36 persen dosis 2, yang udah booster 3 persen, yang tidak ada data 12 persen," ujar Dwi saat dihubungi, Kamis (17/3/2022).

Menurut Dwi, kebanyakan kasus meninggal dunia meski sudah menerima vaksin dosis lengkap dan booster adalah mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid berat.

Baca Juga: Satgas Ungkap Kasus Aktif Covid-19 Turun 52 Persen dari Puncak Omicron, Tapi Masih Tinggi

"Siapa tau komorbid memang tidak terkendali sebelumnya, sehingga walau punya riwayat vaksin yang baik, tapi kalau komorbid nya berat, ya tentu peluang jadi covid berat juga makin besar," jelasnya.

Meski demikian, Dwi meminta agar masyarakat segera melakukan vaksinasi dosis satu dan dua bahkan booster jika sudah memenuhi syarat. Apalagi penelitian sudah menyatakan jika sudah divaksin maka kemungkinan terkena gejala berat akan berkurang meski terpapar.

"Faktor resiko pada orang punya komorbid, itu oenting sekali, supaya kondisi sakit terkendali, tercapai target terapi dan kita bisa mengurangi risiko Covid berat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI